Sukses

Nasib Puluhan Keluarga Terdampak Pergeseran Tanah Pamulihan Garut

Musibah pergeseran tanah yang melanda permukiman mereka sudah berlangsung lama sejak 2013 lalu, tetapi hingga kini warga belum mendapatkan perhatian pemerintah daerah Garut.

Liputan6.com, Garut - Puluhan Kepala Keluarga (KK) terdampak korban bencana alam pergeseran tanah di Kampung Nagrog, Desa Pananjung, Kecamatan Pamulihan, Garut, Jawa Barat, meminta keadilan kepada pemerintah untuk membantu mereka.

"Kami hanya minta satu mohon perhatikan pengajuan renovasi buat pemukiman kami," ujar Asep, salah seorang tokoh warga RT 1 RW 3, sekaligus korban terdampak pergeseran tanah Desa Pananjung, Selasa (11/1/2022).

Menurutnya, musibah pergeseran tanah yang melanda permukiman mereka sudah berlangsung lama sejak 2013 lalu, tetapi hingga kini warga belum mendapatkan perhatian pemerintah daerah (Pemda) Garut.

"Pernah saat musibah pertama 2013 ada bantuan beberapa semen dan genteng, tapi tidak cukup," kata dia.

Beberapa kali para warga terdampak bencana menyurati termasuk menyampaikan proposal pengajuan bantuan renovasi kepada Pemda Garut, tetapi hingga kini belum membuahkan hasil.

"Katanya mau diberikan rutilahu, namun hingga kini tidak jelas, kami jelas sudah capek olak balik, mohon perhatiannya," pinta dia.

Kondisi itu jelas membebani warga, terlebih saat kondisi pemukiman warga terdampak pergeseran tanah di wilayah itu, semakin memburuk di tengah ancaman bencana.

"Ada juga kami mendapatkan sembako, setelah itu tidak pernah ada perhatian," ujar dia meradang.

Saat ini, sebanyak 26 Kepala Keluarga (KK), warga terdampak pergesaran tanah di wilayah Kampung Nagrog, terpaksa hidup seadanya dengan kondisi bangunan yang rusak.

"Kemarin sudah ada dua rumah yang roboh, sebab sudah tidak tahan menahan beban," ujar dia.

Di tengah masih tingginya ancaman bencana meteorologi dengan tingkat intensitas hujan yang cukup tinggi, Asep berharap pemda Garut segera membuka mata untuk memberikan perhatian bagi mereka.

"Permintaan kami hanya minta renovasi, sebab hasil penelitian dari badan geologi dan BPBD Garut, lokasi kami masih layak untuk dihuni," pinta dia.

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.