Sukses

Tolong, Sekolah Ambruk Siswa di Pedalaman Sikka Menumpang Belajar di Rumah Warga

Gedung sekolah SD Kaki Bora Bupur dari SD Inpresklotong yang berada di puncak bukit dusun Gade, Desa persiapan Bura Bekor, Kecamatan Bola, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), ambruk akibat diterjang hujan dan angin.

Liputan6.com, Sikka - Gedung sekolah di Kaki Bora Bupur dari SD Inpres Klotong yang berada di puncak bukit dusun Gade, Desa Persiapan Bura Bekor, Kecamatan Bola, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), ambruk akibat diterjang hujan dan angin.

Bangun yang dikerjakan sejak Tahun 2019 silam dengan kontruksi bangunan yang terbuat dari belahan bambu ini, roboh akibat diterjang hujan dan angin kencang, menyebabkan dua bangunan kelas ini rata dengan tana.

Rubunya dua kelas bangunan ini membuat para siswa terpaksa belajar di sejumlah rumah warga.

Pantauan media ini, bangunan sekolah yang terbuat dari kontruksi bambu ambruk dan rata dengan tanah. selain karena hujan dan angin kencang, kondisi bangunan yang tidak kuat ini juga menjadi penyebab robohnya bangunan skolah tersebut.

Agar bisa belajar, masyarakat pun mengikhlaskan rumah mereka sebagai tempat siswa belajar. Para siswa kelas 1 dan kelas 2 hanya menggunakan alat kelengkapan sekolah seadanya. Di mana saat mereka mengikuti proses belajar mengajar para siswa hanya duduk di lantai, tidak memiliki tempat duduk dan meja seperti sekolah lainnya.

Agustina Onci, salah satu warga Dusun Gade, ditemui Liputan6.com, Jumat (17/12/2021) SD Kaki Borablupur dibangun tahun 2019 secara swadaya oleh masyarakat Borablupur yang merupakan SD Kaki dari SD Inpres Klotong.

"Sekolah ini ambruk diterpa angin kencang belum lama ini. Anak anak terpaksa sekolah bahkan ujian mid semester di rumah warga selama ini," kata Agustina Onchy.

Kehadiran SD Kaki Bora Blupur, bertujuan agar anak usia sekolah bisa mengenyam pendidikan mengingat bahwa jarak Kampung Borablupur sangat jauh dengan SD Inpres Klotong dan SD Wololuma.

Dan saat ini ada dua kelas rombongan belajar siswa kelas satu dan kelas dua dengan jumlah 17 siswa di sekolah yang ambruk ini.

"Jarak dari kampung ini ke SD Inpres Klotong 6 kilometer dan ke SD Wololuma 7 kilometer. Baru jalan mendaki dan turunan curam," kata Onchy.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Banyak Anak Putus Sekolah

Warga Bora Blupur berharap agar pemerintah segera bangun gedung sekolah SD Kaki Borablupur, agar belasan siswa bisa sekolah seperti biasa. Warga khawatir, anak anak mereka putus sekolah.

Secara topografi yang curam dan terjal membuat puluhan siswa di Kampung Borablupur yang putus sekolah. Bahkan menurut Onchy banyak anak yang tidak sempat sambut baru karena putus sekolah di SD kelas 3.

"Setiap tahun banyak anak anak di kampung ini yang putus sekolah di SD karena capek ke sekolah, bahkan tidak sempat sambut baru," ujarnya.

Yoseph Nong Manis (42) selaku tokoh masyarakat Bora Blupur mengakui menghibahkan tanah seluas 80x120 meter persegi untuk membangun sekolah di Borablupur di tahun 2018 yang lalu.

"Saya kasihan anak anak kami jalan kaki ke sekolah sejauh di atas 10 kilometer, pulang pergi setiap hari sehingga saya hibahkan tanah ini," kata Yoseph Nong Manis.

Kampung Bora Blupur, Dusun Gade, Desa Persiapan Bura Bakor sebanyak 51 kepala keluarga. sebanyak 88 orang perempuan dan 92 orang laki laki yang semuanya bermata pencaharian sebagai petani.

Yuliana Nona Ida, siswa kelas 2 SD Kaki yang belajar di salah satu rumah warga, saat didatangi media ini , Jumat (17/12/17) siang mengatakan, mereka terpaksa belajar di rumah warga lantaran ketiadaan gedung sekolah.

Pasalnya gedung sekolah yang selama ini menjadi tempat belajar telah rusak diterjang angin kencang.

Bapak Presiden Jokowi, tolong bangun kembali sekolah kami yang telah rusak, biar kami dapat belajar dengan aman.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.