Sukses

Rektor Unsri Bantah Mahasiswa Korban Pelecehan Seksual Disekap di Kamar Mandi

Rektor Unsri Anis Saggaf membantah adanya penyekapan yang dialami salah satu mahasiswanya.

Liputan6.com, Palembang - Di tengah menyeruaknya kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan dosen Universitas Sriwijaya (Unsri) terhadap mahasiswanya, kasus penyekapan korban F pun sempat mencuat.

F adalah mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE) Unsri, yang melaporkan diri sebagai korban pelecehan seksual, yang dilakukan dosen Unsri RZ.

Nama korban F mencuat, saat dia mengamuk di acara Yudisium FE Unsri, karena namanya tak tercantum dalam salah satu nama mahasiswa yang akan diyudisium. Padahal, dirinya mendapatkan undangan yudisium, beberapa hari sebelum kegiatan berlangsung.

Tersiar kabar pula, jika F sempat disekap oleh petugas keamanan kampus, sebelum F berhasil kabur, lalu membuat heboh di acara yudisium tersebut dan viral di berbagai media sosial (medsos).

Namun, berita tersebut langsung dibantah oleh Rektor Unsri Anis Saggaf. Menurutnya, penyekapan atau pengurungan F di dalam kamar mandi itu tidak terjadi. “Saya tidak mendengar dan sudah diklarifikasi oleh dekan, tidak ada (penyekapan di kamar mandi). Salah pengertian saja,” ucapnya, Kamis (16/12/2021).

Dia juga menjelaskan terkait nama F yang tak masuk dalam daftar yudisium pagi. Menurutnya, banyak mahasiswa yang ingin mengejar yudisium di akhir semester, termasuk mahasiswa FE Unsri.

“Di FE daftar (yudisium) banyak. Karena PPKM, ruangan tidak cukup, jadi dibagi dua, pagi dan siang (yudisium). Itu informasi dari fakultas,” katanya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ditolong Dosen

Sebelumnya, Ketua tim advokasi Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Unsri M A Yan Iskandar mengatakan, ada penyekapan yang terjadi tepat di saat prosesi yudisium digelar di aula FE kampus Indralaya, di Kabupaten Ogan Ilir, Kamis (3/12/2021) pagi.

"Dalam yudisium itu ada peristiwa penyekapan terhadap korban," katanya.

F yang mengalami penyekapan, sekuat tenaga berteriak dan menggedor pintu toilet untuk meminta pertolongan. Akhirnya teriakan F didengar oleh salah satu dosen yang melintas, dan langsung membebaskan F dari sekapan tersebut.

Dia mengatakan, dari dugaan saksi, tindak penyekapan itu mengandung unsur kesengajaan. Sebab, saksi melihat ada lima orang, yang diduga sedang berjaga di depan toilet saat insiden tersebut terjadi.

"Waktu itu saksi melihat ada lima orang yang berjaga di depan toilet," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.