Sukses

Dorong Kebangkitan Pariwisata di Bali, Jokowi Bagi-Bagi Tips untuk Pelaku Usaha

Presiden Jokowi mengatakan Bali mengalami kontraksi yang paling dalam dibandingkan provinsi-provinsi lain, karena memang sektor pariwisata yang diandalkan Bali ini adalah sektor yang paling awal terimbas, dan sektor yang memang paling belakang untuk pulih.

Liputan6.com, Denpasar - Pandemi Covid-19 harus menjadi momentum transformasi ekonomi Indonesia. Bangsa harus memanfaatkan untuk melaksanakan transformasi ekonomi secara besar-besaran.

Seperti disampaikan Presiden RI, Joko Widodo pada Peluncuran Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali, di Three Mountain Bamboo Pavilion, Kura-Kura Bali, Kota Denpasar, Provinsi Bali, pada Jumat (3/12/2021).

"Semua harus memiliki keinginan itu, sehingga ketangguhan ekonomi kita itu ada, karena pandemi ini juga memberikan peluang kita untuk melompat naik," kata Presiden Jokowi di bali, Jumat (3/12/2012).

Presiden Jokowi menyebut kondisi pertumbuhan ekonomi di Provinsi Bali mengalami penurunan imbas menurunnya tingkat kunjungan di sektor pariwisata pada masa pandemi. Untuk itu, Presiden mengajak semua pihak melakukan refleksi, sekaligus bertransformasi secara fundamental.

"Ekonomi Bali mengalami kontraksi yang paling dalam dibandingkan provinsi-provinsi yang lain, karena memang sektor pariwisata yang diandalkan Bali ini adalah sektor yang paling awal terimbas, dan sektor yang memang paling belakang untuk pulih," ucapnya.

Menurutnya, ada tiga hal yang perlu menjadi perhatian. Pertama, perlunya peningkatan diversifikasi ekonomi agar tidak bergantung hanya pada satu sektor.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Terapkan Green Economy

"Di tengah sektor pariwisata yang mengalami pukulan yang sangat hebat, sektor pertanian justru mampu bertahan. Bahkan, tumbuh positif dibandingkan dengan sektor-sektor yang lain. Detail seperti ini semua harus tahu dan apa yang harus kita lakukan kita semua harus mengerti," ujar dia.

Kedua, paradigma dan tata kelola pariwisata harus memprioritaskan kesehatan dan keamanan. Presiden menuturkan bahwa perjalanan pariwisata pada masa pandemi akan berubah total karena masyarakat akan mengutamakan kedua aspek tersebut.

"Wisatawan pasti akan menghindari kerumunan dan kontak erat yang terlalu sering. Karena apa pun para wisatawan harus bisa diyakinkan bahwa kesenangan dalam berwisata itu mereka tetap terjamin, kesehatannya terjamin dan tidak tertular oleh virus," ucapnya.

Ketiga, Presiden melanjutkan, pariwisata di Provinsi Bali harus bertransformasi dari mass tourism menjadi green tourism, yaitu pariwisata berbasis sosial, budaya, dan lingkungan yang sejalan dengan nilai-nilai dan filosofi kearifan lokal Bali yang dapat membangun harmoni dan memuliakan alam.

"Semangat untuk memuliakan alam, manusia dan budaya harus terus kita teruskan untuk menyongsong masa depan dan kita memiliki komitmen yang kuat untuk menerapkan green economy (ekonomi hijau)," tuturnya.

Dalam kesempatan itu, hadir mendampingi Presiden Jokowi, antara lain Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G Plate, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia, Duta Besar Denmark untuk Indonesia Lars Bo Larsen, dan Gubernur Bali Wayan Koster.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.