Sukses

Jadi Klaster Covid-19, Puluhan Orangtua Paksa Anak Tinggalkan Pesantren Abdurrab Pekanbaru

Ratusan orang di Pesantren Abdurrab Pekanbaru terpapar Covid-19 setelah pihak sekolah menolak isolasi di fasilitas Pemerintah Kota Pekanbaru.

Liputan6.com, Pekanbaru - Virus Corona terus menginfeksi peserta didik di Pondok Pesantren Abdurrab Pekanbaru. Selain santri di sekolah menengah pertama dan atas yang menerapkan Islamic Boarding School itu, ada guru juga terkonfirmasi sehingga total ada 127 orang terpapar Covid-19.

Sekolah itu sudah ditutup sejak Jumat pekan lalu. Tidak ada yang mau dievakuasi sehingga Pemerintah Kota Pekanbaru memutuskan asrama di sekolah itu menjadi lokasi isolasi terpadu dadakan.

Di sisi lain, Satgas Percepatan Penanganan Covid-19 Pekanbaru mendapatkan fakta ada 25 santri yang terkonfirmasi dibawa paksa orangtuanya pulang ke rumah. Ini terjadi ketika sekolah itu belum ditutup.

"Ada sekitar 25 orang, hari Kamis sebelum penutupan sekolah," kata Kepala Polresta Pekanbaru Komisaris Besar Pria Budi, Senin malam, 29 November 2021.

Pria sudah datang ke sekolah itu bersama pejabat di Pemerintah Kota Pekanbaru untuk meminta data santri yang dibawa pulang orangtuanya.

"Ada yang dari Kota Dumai dan Kabupaten Kampar," kata Pria.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Simak video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Isolasi di Daerah Asal

Pria sudah berkoordinasi dengan Satgas Covid-19 di daerah tersebut untuk melakukan tracing. Jika ketemu, Satgas daerah diminta melakukan langkah-langkah antisipasi agar virus tidak menyebar.

"Idealnya dibawa ke fasilitas pemerintah untuk isolasi," ucap Pria.

Pria tak menutup kemungkinan ada penolakan dari orangtua yang sudah membawa anaknya pulang untuk diisolasi. Pasalnya, sebelum itu juga terjadi ketika orangtua menjemput ke sekolah meskipun sudah ada petugas di sana.

Kala itu, sebagian orangtua bersikeras meminta anaknya pulang. Ada perlawanan karena ada orangtua memalang jalur ambulans yang akan mengevakuasi pelajar di sana.

"Makanya sekolah itu dijadikan lokasi isolasi terpadu tapi ada yang santri yang dibawa pulang orangtuanya," kata Pria.

Pria menyatakan tengah mempelajari apakah ada pelanggaran yang dilakukan orangtua ketika memaksa anak terkonfirmasi Covid-19 dibawa pulang. Jika ada, bisa saja para orangtua itu diproses sesuai aturan berlaku.

Di sisi lain, Pria mengimbau masyarakat Riau menjaga diri agar terhindar dari virus corona. Caranya, tetap mengikuti arahan petugas berwenang agar virus ini tidak meluas ke orang lain serta tetap menerapkan protokol kesehatan.

"Jangan sampai level 4 lagi, pertahankan PPKM level 1 ini, kita sama-sama tahu ketika PPKM level 4 diterapkan, susah dibuatnya," jelas Pria.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.