Sukses

Ribuan Vaksin Kedaluwarsa di Kudus, Ganjar: Jika Tak Mampu Berikan ke Daerah Lain

Ada temuan 4.000 dosis vaksin AstraZeneca yang belum disuntikkan di kabupaten Kudus, hal itu membuat Gubernur Jawa tengah, Ganjar Pranowo memberi perhatian khusus

Liputan6.com, Semarang - Sebanyak 4.000 dosis vaksin  AstraZeneca kedaluwarsa di Kabupaten Kudus. Dalam kemasan tertulis vaksin jenis AstraZeneca kedaluwarsa pada 29 Oktober 2021.

Rupanya vaksin tersebut adalah yang belum disuntikan di Kabupaten Kudus. Ini menjadi perhatian serius pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah.

Gubernur Ganjar Pranowo menegaskan perhatian khusus diberikan lantaran temuan vaksin kedaluwarsa terjadi di tengah masih banyaknya daerah yang kekurangan vaksin Covid-19.

“Ya, ada temuan vaksin kedaluwarsa jenis AstraZeneca ya harus dibuang. Enggak bisa diganti.Kkedaluwarsa enggak bisa dipakai,” ungkap Gubernur Ganjar Pranowo, ditemui usai Sosialisasi Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri, yang digelar Kementerian Perindustrian di Semarang, Kamis (04/11/2021).

Gubernur Ganjar memastikan, vaksin kedaluwarsa tidak bisa digunakan lagi. Ia menyebut temuan vaksin kedaluwarsa di Kabupaten Kudus tersebut meminta distribusi vaksin untuk kota dan kabupaten melakukan kalkulasi kebutuhan sesuai kemampuan daerah terkait vaksinasi.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ganjar: Jika Tak Mampu, Berikan ke Daerah Lain

"Kedaluwarsa enggak bisa dipakai. Maka dirapat Senin kemarin, saya ingatkan supaya semua menghitung betul-betul. Yang kira-kira merasa tidak mampu, sejak awal harus memperhitungkan itu. Agar apa kita bisa berikan kepada kabupaten yang mampu," imbuh Ganjar.

Ia menyebut pengalihan ke kota atau kabupaten lain dilakukan karena kebutuhan vaksin masih tinggi dan saat ini jumlah yang ada masih kurang, daripada dibiarkan kedaluwarsa.

"Karena banyak kabupaten kota yang mampu dan sebenarnya butuh vaksin yang lebih banyak. Itu yang sekarang jadi pengawasan kita karena ada produk yang seperti itu," ucap dia.

Dalam rapat koordinasi Ganjar mengaku membahas kendala pelaksanaan vaksinasi di Jateng. "Kemarin Pfizer datang. Barangnya datang tapi ternyata suntikannya tidak ada, dan ternyata suntikannya khusus. Ini mesti bareng (datang) untuk melakukan percepatan vaksinasi,” ucapnya.

Sementara, sejak Senin Pemprov Jateng melakukan kontrol pelaksanaan vaksinasi di Kabupaten dan kota di Jateng. Ia meminta agar daerah lebih terbuka tentang kesiapan mereka demi mensukseskan percepatan vaksinasi.

"Dinas kesehatan kita minta lakukan kontrol, dan ada sih seperti Wonogiri misalnya. Saya tidak siap menyuntikan yang (vaksin) Jhonson and Jhonson karena waktunya mepet dan sebagainya. Ya sudah kita bagikan ke tempat lain," kata Ganjar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.