Sukses

Aksi Mandi Air Laut Dilakukan Seorang Pendemo di Kantor Gubernur Sumut

Ratusan pendemo dari Forum Anak Belawan Bersatu (FABB) berunjuk rasa di Kantor Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Jalan Diponegoro, Kota Medan. Mereka menuntut pemerintah memperhatikan penderitaan karena sering mengalami kebanjiran.

Liputan6.com, Medan Ratusan pendemo dari Forum Anak Belawan Bersatu (FABB) berunjuk rasa di Kantor Gubernur Sumatera Utara (Sumut), Jalan Diponegoro, Kota Medan. Mereka menuntut pemerintah memperhatikan penderitaan karena sering mengalami kebanjiran.

Dalam unjuk rasa tersebut, para pendemo membawa spanduk bertuliskan tuntutan. Bahkan di sela-sela aksi, seorang pendemo tampak mandi dengan air laut yang dibawa dari perairan Belawan menggunakan ember.

"Ini air laut, dari Belawan," ungkap pendemo tersebut, Senin (18/10/2021).

Ketua FABB, Chairil Chaniago, dalam orasinya meninggung soal reklamasi yang menjadikan Belawan babak belur. Setiap hujan turun, Belawan selalu banjir. Begitu juga setiap air laut pasang, Belawan juga banjir.

"Ini negara apa? Kota Belawan adalah zona utama ekonomi Sumatera Utara, tapi mengapa dianggap semacam dapur," tegasnya.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Minta Aspirasi Didengar

Diungkapkan Chairil, sebagai warga Belawan, mereka tidak terima dengan kondisi tersebut. Mereka meminta Pemprov Sumut, Dewan Pimpinan Rakyat daerah (DPRD) hingga Pemerintah Kota (Pemko) Medan untuk mendengar aspirasi.

"Tolong lihat kami, dengar kami, tuntaskan. Stop reklamasi, restorasi kawasan mangrove, dan bangun drainase. Tiga hal itu dilakukan, kami sudah senang," sebutnya.

3 dari 3 halaman

Ajak Pemerintah Sama-sama Bergerak

Chairil menyebut, Mereka juga meminta penghentian alih fungsi lahan, termasuk perkebunan sawit hingga tambak-tambak ilegal. Mereka berharap kepada pemerintah bergerak bersama rakyat untuk mengatasi semua persolan tersebut.

"Ayo, sama-sama kita bergerak menyelesaikan persoalan ini," sebutnya.

Unjuk rasa yang dilakukan massa FABB tampak dikawal Satpol PP hingga kepolisian, dan berjalan damai. Setelah menyampaikan aspirasi, ratusan massa membubarkan diri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.