Sukses

Duh, 10 Ribu Anak di Garut Cebol

Dalam catatan Dinas Kesehatan Garut, saat ini masih ada sekitar 10 ribu anak yang mengalami stunting. Angka itu tersebar di hampir 42 kecamatan wilayah administrasi Garut.

Liputan6.com, Garut - Sekitar 10 ribu anak balita yang tersebar di seluruh wilayah Garut, Jawa Barat tercatat memiliki ukuran dan tinggi tubuh tidak ideal alias cebol atau stunting.

Wakil Bupati Garut, Helmi Budiman mengatakan berdasarkan data hasil Bulan Penimbangan Balita (BPB), angka pertumbuhan stunting di Garut terus mengalami penurunan setiap tahunnya.

"Awalnya dari 6,4 persen, kemudian 5 koma sekian pesen, dan sekarang 4,8 persen," ujar dia saat Expose Data Hasil Bulan Penimbangan Balita (BPB) Balita di Garut, Senin (11/10/2021).

Seperti diketahui, stunting adalah gagal tumbuh akibat akumulasi ketidakcukupan zat gizi yang berlangsung lama dari kehamilan sampai usia 24 bulan. Kondisi stunting ditandai ketika panjang atau tinggi badan anak kurang, jika dibandingkan dengan umurnya.

Menurut Helmi, penimbangan balita yang dilakukan secara berkala penting dilakukan pemerintah untuk mengetahui angka dan jumlah balita yang terjangkit penyakit akibat kurang gizi tersebut.

"Kita jadi tahu kasus ini kasus yang stunting yang di dalamnya ada juga gizi buruk dari tahun ke tahun," ujarnya.

Dalam catatannya, saat ini masih ada sekitar 10 ribu anak yang mengalami stunting. Angka itu tersebar di hampir 42 kecamatan wilayah administrasi Garut.

"Saya memerintahkan agar para camat beserta seluruh jajarannya, terjun langsung ke lapangan melihat bagaimana perkembangan daripada anak-anak kita yang dinyatakan stunting," ujar dia.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Simak video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Evaluasi dan Monitoring

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Garut, Maskut Farid mengatakan, untuk mengetahui perkembangan angka stunting di Garut, lembaganya selalu melakukan evaluasi data penimbangan berat badan pada anak secara berkala 6 bulan sekali.

Khusus tahun ini, penimbangan telah dilakukan dua kali pada Februari dan Agustus lalu, dengan capaian penurunan angka stunting di tingkat masyarakat.

"Tinggal PR-nya adalah bagaimana yang sudah terdata ini kita bisa selesaikan, kita bisa kurangi stuntingnya, sehingga mudah-mudahan 6 bulan ke depan ini orang ini bukan stunting lagi, sudah normal ya," papar dia.

Untuk memetakan daerah mana saja dengan angka stunting terbesar, pihaknya, ujar dia, telah melakukan evaluasi, termasuk monitoring secara menyeluruh untuk menekan penyebaran di masyarakat.

"Datanya sudah by name by address, di setiap desa di setiap kecamatan,  tadi kita akan mengorganisir nih supaya Pak Camat ini betul-betul memperhatikan masalah ini," kata dia.

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Kabupaten Garut, Suherman, mendukung upaya evaluasi dan monitoring secara berkala yang dilakukan pemda Garut, sebgaai ikhtiar bersama menurunkan angka kasus stunting di Garut.

"Dengan adanya kegiatan ini (ekspose penimbangan) bisa mempermudah dalam hal penanganan serta memperkecil jumlah stunting yang ada di Kabupaten Garut," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.