Sukses

74 Siswa Terpapar Covid-19 di Cilacap Bukan Klaster Sekolah, Uji Coba PTM Jalan Terus

Untuk mengantisipasi penularan Covid-19 di lingkungan sekolah, Pemkab Cilacap menggenjot vaksinasi Covid-19

Liputan6.com, Jakarta - Sebanyak 74 siswa (sebelumnya disebut 72-red) di SMA Negeri 2 Cilacap, Jawa Tengah terpapar Covid-19. Dugaan awal mereka tertular dalam kegiatan di sekolah atau klaster sekolah.

Belakangan, Satgas Covid-19 Cilacap menyimpulkan kasus Covid-19 dengan jumlah tinggi itu bukanlah klaster sekolah.

Kesimpulan itu diperoleh dari hasil evaluasi antara Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan dan sejumlah pihak terkait lainnya mengenai terpaparnya 74 siswa SMA Negeri 2 dan satu guru di sekolah tersebut.

“Terkait dengan beberapa anak, rupanya kemarin ada 74 anak yang positif Covid-19, itu bisa kita pastikan bukan merupakan klaster sekolah. Memang, meskipun secara kebetulan, yang kena itu anak-anak sekolah,” kata Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Cilacap, Sadmoko Dhanardono, Selasa(28/9/2021).

Berdasar evaluasi, terpaparnya puluhan siswa terpapar Covid-19 tersebut bukan di sekolah. Diduga mereka terpapar Covid-19 di lingkungan rumah, atau pergaulannya. Pasalnya, SMA Negeri 2 Cilacap hingga saat ini belum melakukan uji coba PTM.

“Karena untuk SMA Negeri 2 itu sampai hari ini belum pernah PTM. Karena untuk SMA ini kewenangan provinsi. Jadi hanya ada beberapa SMA dan SMK yang diperbolehkan melakukan PTM secara terbatas,” ungkapnya

Lantaran terjadi di luar sekolah, terpaparnya puluhan siswa ini tak memengaruhi kebijakan Pemda secara keseluruhan. Itu artinya, uji coba PTM di sekolah di tiap jenjang pendidikan akan tetap dilakukan.

Uji coba pembelajaran untuk tingkat PAUD hingga SMP tetap digelar dengan prokes ketat. Selain itu, uji coba PTM di SMA yang berada di bawah kewenangan provinsi juga tetap dilakukan.

“Karena bukan klaster PTM uji coba PTM tetap dilakukan,” Sadmoko menegaskan.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

 

Simak Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Vaksinasi

Untuk mengantisipasi penularan Covid-19 di lingkungan sekolah, Pemkab Cilacap menggenjot vaksinasi Covid-19 di kelompok pelajar berusia 12 tahun ke atas. Adapun tenaga pendidik dan kependidikan sudah divaksinasi.

Sadmoko mengatakan hingga saat ini baru sebanyak 22 ribu siswa setingkat SMP dan SMA yang sudah divaksin. Sedangkan jumlah siswa SMP dan SMA di Cilacap berkisar 100 ribu orang.

“Kurang lebih 22 persen ya sudah untuk anak-anak sekolah, mulai dari SMP dan SMA sudah tervaksin. Nah, inilah upaya kita,” ucapnya.

Karena itu, dinas pendidikan kabupaten dan provinsi terus melakukan vaksinasi massal di sekolah-sekolah, bekerja sama dengan pihak terkait lainnya. Targetnya, pada akhir tahun capaian vaksinasi kelompok pelajar mencapai minimal 70 persen dan jika memungkinkan mencapai 100 persen.

“Mudah-mudahan nanti 100 persen anak sudah divaksin. Sehingga ini akan meningkatkan imun, terhadap Covid-19, terutama untuk anak-anak sekolah,” ujarnya.

Menurut dia, penambahan kuota vaksin sangat diperlukan untuk memastikan percepatan vaksinasi di kelompok pelajar berjalan dengan lancar dan sesuai target. Jika vaksin tersedia, maka percepatan vaksinasi akan lebih mudah dilakukan.

 

3 dari 3 halaman

Nutrisi

Percepatan vaksinasi ini dilakukan untuk menekan potensi penularan Covid-19 di sekolah. Pasalnya, saat ini seluruh sekolah di bawah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Cilacap sudah menggelar uji coba PTM.

Selain untuk melindungi pelajar dan guru, vaksinasi juga akan menekan potensi penularan Covid-19 ke keluarga pelajar.

“Mudah-mudahan tiga bulan ke depan, tidak terlalu lama, asal stok vaksinnya ada, kita selalu siap,” dia berharap.

Selain vaksinasi, upaya mengantisipasi munculnya klaster sekolah juga dilakukan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat. PTM di sekolah dilakukan dengan sistem bergilir. Di tingkat SD, siswa masuk dibatasi hanya 50 persen. Sedangkan di tingkat SMP hanya 30 persen jumlah siswa.

Dinas pendidikan juga mengimbau agar orangtua membatasi pergaulan anaknya saat di rumah. Untuk mengurangi potensi penularan saat berangkat sekolah, sementara waktu orangtua diminta untuk mengantar anaknya yang biasanya menggunakan transportasi umum.Orangtua juga diminta untuk memperhatikan asupan nutrisi anak-anaknya.

“Nutrisi itu tidak harus mahal. Makanan-makanan tradisional, seperti ketela,gethuk, itu juga bagus,” dia mengungkapkan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.