Sukses

Pantangan Logis hingga Mistis Saat Mendaki di Gunung Guntur Garut

Liputan6.com, Garut - Peristiwa hilang secara misterius Muhammad Gibran Arrasyid (14) pendaki asal Pangatikan, Garut, Jawa Barat di pos 3 Kawasan pendakian Gunung Guntur, Garut, sejak Ahad lalu, memantik perhatian luas masyarakat.

Untuk menghindari kejadian serupa, termasuk memberikan rasa aman bagi seluruh pendaki, ada beberapa pantangan atau larangan yang tidak boleh dilakukan pengunjung selama mendaki di Gunung berketinggian 2.249 MDPL tersebut.

Riki Muhamad Sidik, salah satu tokoh masyarakat sekitar Gunung Guntur, Garut mengatakan, pendakian di kawasan taman wisata Gunung Guntur Garut, memang menyimpang sejumlah misteri.

“Sudah beberapa kali terjadi dan sudah beberapa kali juga kejadian, bahkan saya sering melihat ini,” ujarnya, Sabtu (25/9/2021).

Menurutnya, pendakian di kawasan Gunung Guntur memang mengasyikkan, selain bisa melihat keindahan kota Garut dari ketinggian, jalur dan medan pendakian yang terbilang ‘biasa’ bagi pendaki, dinilai menjadi daya tarik tersendiri bagi mereka.

“Tapi memang pendakian di Gunung Guntur harus hati-hati sebab Gunung Guntur penuh misteri,” kata dia mengingatkan.

Berdasarkan cerita turun temurun dari para leluhur masyarakat sekitar, ada beberapa pantangan atau larangan yang tidak boleh dilabrak oleh pengunjung, yang ingin menikmati keindahan Gunung Guntur tersebut.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

2 Pantangan Utama di Gunung Guntur

Pertama, pengunjung jangan banyak membicarakan soal jalur atau jalan selama pendakian berlangsung. Sebaiknya persoalan jalur dibicarakan seluruh anggota regu saat di base cam pertama.

“Pokonya jangan bicarakan jalur, biasanya itu (tersesat),” kata dia mengingatkan.

Kedua, jangan membicarakan hal sakral seolah menantang untuk melihat hal-hal astral yang berada di kawasan Gunung Guntur. “Istilah orang tua dulu jangan sompral (berbicara sembarangan),” kata dia.

Ketiga, hindari bersiul selama proses pendakian berlangsung, untuk menghindari hadirnya ancaman binatang buas atau makhluk astral di sekitar gunung Guntur.

“Memang terkesan aneh-aneh, tetapi itulah cerita yang kami peroleh dari orang tua kami dulu,” kata dia kembali mengingatkan.

Untuk menghindari kejadian serupa, wakil rakyat dari Partai Mercy Demokrat ini berharap seluruh guide atau penujuk jalur, memberikan informasi lengkap bagi pengunjung sejak pos pertama saat memulai pendakian.

“Tidak boleh ini, tidak boleh begitu dan yang lebih penting harus berdoa dulu,” kata dia.

Upaya itu dinilai perlu, agar kejadian serupa hilangnya pendaki bisa dihindari sejak dini. “Karena di gunung Guntur ini bukan sekali dua kali (kejadian) sudah beberapa kali terjadi, apalagi gunung Guntur diminati dari luar dan mancanegara,” kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.