Sukses

Wagub Sumut Musa Rajekshah Terima Penghargaan Lencana Adhi Bhakti Tani Nelayan

Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagub Sumut) Musa Rajekshah dinobatkan sebagai salah satu penerima penghargaan Lencana Adhi Bhakti Tani Nelayan dari Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional di Kantor Kementerian Pertanian, Jalan Harsono RM, Ragunan, Jaka

Liputan6.com, Jakarta Wakil Gubernur Sumatera Utara (Wagub Sumut) Musa Rajekshah dinobatkan sebagai salah satu penerima penghargaan Lencana Adhi Bhakti Tani Nelayan dari Kelompok Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Nasional di Kantor Kementerian Pertanian, Jalan Harsono RM, Ragunan, Jakarta.

Penghargaan tersebut diberikan kepada Wagub Sumut, lantaran dianggap telah banyak membantu dan membina kelompok tani dan nelayan yang ada di Provinsi Sumut.

Ijeck sapaan Musa Rajekshah, menyambut baik penghargaan yang diberikan kepadanya. Melalui KTNA, pemerintah bisa punya andil lebih dalam memberikan pembinaan agar pertanian di Sumut bisa lebih berkembang.

"Kita berharap, petani dan nelayan tidak lagi berproduksi hanya sebatas untuk hidup saja. Tetapi agar ekonominya bisa membaik," ungkapnya, Kamis (23/9/2021).

Terutama, sambung Ijeck, terkait dengan situasi pasar harga hasil pertanian, yang selama ini kestabilannya memang tidak merata.

"Jadi kita harapkan juga kedepan, dari dinas-dinas yang terkait dengan pemerintah Provinsi Sumut bersama KTNA bisa bersama-sama mencari solusi tentang apa permasalahan yang terjadi di lapangan," tandasnya.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Sejahterakan Petani

Sekretaris KTNA Sumut, Ginda Harahap menyatakan, pihaknya mengusulkan Wagub Sumut sebagai penerima penghargaan Lencana Adhi Bhakti Tani Nelayan, karena selama ini telah melihat banyak pembinaan yang dilakukan di Provinsi Sumut.

"Kita harapkan hal itu sudah banyak yang terealisasi untuk mensejahterakan petani, dan mudah-mudahan ke depan bisa lebih bagus lagi," ucapnya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Kementerian Pertanian, Prof Dedi Nursyamsi menyampaikan, di masa pandemi Covid-19 sektor pertanian tetap berdiri kokoh di saat pendapatan domestik bruto (PDB) sektor lain terpuruk. Bahkan, sektor pertanian mengalami pertumbuhan positif sebesar 16,24 persen di kuartal ke II tahun 2020 saat awal pandemi berlangsung.

"Alhamdulillah di kuartal berikutnya, meskipun sektor-sektor lain pertumbuhannya sampai negatif 40 persen, tapi ternyata sektor pertanian masih tetap tumbuh mengeliat 2 sampai 3 persen," sebutnya.

Selain itu, di saat perekonomian nasional sudah mengalami 2 kali kontraksi berupa pertumbuhan negatif di bawah 0 persen selama 2 kali berturut-turut, sehingga Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan sejak tahun lalu Indonesia sudah memasuki masa resesi, tetapi di saat itu pula ternyata pertanian masih tetap berdiri kokoh, bahkan di tahun 2021 PDB pertanian tetap melejit disaat sektor lain masih minus.

"Pada saat kita terpuruk karena Covid-19 NTP (Nilai Tukar Petani) kita hanya sekitar 99 persen atau menurun drastis. Namun demikian tahun ini bahkan bulan lalu BPS (Badam Pusat Statistik) sudah merilis bahwa ternyata NTP dan NTUP (Nilai Tukar Usaha Pertanian) kita naik lagi mencapai 104 persen," jelasnya.

3 dari 3 halaman

Variabel Pembangunan Pertanian

Di samping itu, variabel pembangunan pertanian lain termasuk pada tahun 2019-2020 mengalami kenaikan 15 persen. Begitu pula di kuartal I-Il tahun 2021 ini dibandingkan tahun lalu tetap melesat ekspor kita ke mancanegara.

"Kita juga tahu akibat Covid-19 ini seluruh anggaran kementerian di potong (recofusing) untuk penanggulangan Covid-19. Anggaran kementerian pertanian bahkan dipotong lebih dari 1/3-nya, sehingga yang biasanya mendapatkan alokasi anggaran kurang lebih Rp 21 triliun menjadi hanya Rp 14 triliun," terangnya.

Dampaknya, semua program pembangunan pertanian mengalami penurunan. Tapi yang menjadi pertanyaan, mengapa produksi pertanian, NTP-NTUP dan ekspor masih tetap meningkat, padahal sarana prasarana dan program turun akibat Covid-19.

"Tapi saya yakin seyakin-yakinnya ini semua karena kinerja dari seluruh petani dan nelayan di seluruh pelosok tanah air. Saya yakin petani tetap turun ke sawah, ke ladang dan ke kebun untuk menggenjot produksi, sehingga produksi meningkat, NTP meningkat dan ekspor juga meningkat," terangnya.

Dedi menyampaikan apresiasi dan penghormatan kepada seluruh petani dan nelayan yang sudah tetap bekerja keras meski dihantam tsunami Covid-19. Karenanya dia berpendapat, sektor pertanian memang merupakan penyangga yang sangat penting sebagai bantalan atau bamper perekonomian bangsa terutama saat Covid-19 ini.

"Dalam kesempatan ini saya mengajak KTNA, ayo kita lanjutkan kerjasama yang mesra ini secara lebih signifikan agi mendongak produktivitas pertanian," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.