Sukses

Aksi Joki Wisata di Jalur Tikus ke Pantai di Gunungkidul Bikin Petugas Galau

Para wisatawan di jalur alternatif tersebut menyewa joki wisata yang merupakan warga sekitar kawasan pantai. Tak hanya itu, bahkan joki joki tersebut biasanya menghampiri wisatawan.

Liputan6.com, Gunungkidul - Perpanjangan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sudah mendekati batas akhir, 5 September 2021. Meski tinggal menghitung hari, ternyata banyak wisatawan yang tak sabar ingin berkunjung di Pantai selatan Gunungkidul.

Seperti yang terjadi di TPR Pantai Baron, petugas jaga baik dari polisi dan Satpol PP ditempatkan dilokasi TPR untuk menghalau wisatawan yang datang untuk berkunjung. Namun, tak sedikit pula wisatawan yang nekat menerobos dengan melalui jalur jalur kampung menuju pantai.

"Banyak yang lewat jalur alternatif menuju pantai," kata seorang warga Gunungkidul yang tak mau disebut namanya.

Dia menuturkan, bahwa lewatnya para wisatawan di jalur alternatif tersebut dengan menyewa joki wisata yang merupakan warga sekitar kawasan pantai. Tak hanya itu, bahkan joki joki tersebut biasanya menghampiri wisatawan di suatu tempat atau menunggu jika ada wisatawan yang bertanya lokasi wisata.

"Biasanya menggunakan Facebook dan pesan WA, janjian kemudian diantar menuju pantai," dia mengungkapkan.

Menurut dia, untuk menuju kawasan pantai banyak jalur yang bisa dilalui. Seperti jalur pertanian yang biasanya digunakan para petani di Gunungkidul. Selama penutupan kawasan wisata di kawasan terabut membuat jalur tani tersebut dijadikan jalur alternatif menuju pantai.

"Biasanya untuk para petani mencari rumput maupun ke ladang, tapi akhir-akhir ini ramai lalu lintasnya," paparnya.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Pilihan Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Dilema Petugas

Petugas SAR dibawah naungan Satpol PP DIY yang berasal dari kawasan wisata tersebut menyesalkan kegiatan joki. Selain menghadapkannya dengan kebijakan yang harus di laksanakan, mereka juga harus berhadap dengan tetangga yang menyalahi aturan dengan menjadi joki.

"Kita ini di dua sisi yang sama beratnya mas, di satu sisi kita menjalankan aturan, di sisi lain joki joki tersebut merupakan tetangga dan ada juga yang saudara," ungkap salah satu petugas SAR.

Menurutnya, merebaknya joki wisata di kawasan selatan pantai Gunungkidul merupakan dampak dari penerapan PPKM yang terus diperpanjang. Selain itu, banyaknya warga yang menggantungkan hidup mereka di sektor pariwisata membuat inisiatif sendiri agar dapat mencari pendapatan.

"Ini karena sudah 2 bulan ini tidak ada pendapatan, jadi warga punya inisiatif sendiri," terangnya.

Ia bingung dengan langkah yang akan diambil. Hal ini yang menyebabkan dilema dalam ketugasannya.

"Sangat dilema, bahkan kami hanya nenegur tidak mengambil tindakan tegas," ulasnya.

Meningkatnya Joki wisata di selatan Gunungkidul juga dirasakan pengelola pantai sendiri. Bowo Pambudi salah satu pemilik vila di kawasan wisata Sundak Gunungkidul menuturkan bahwa dengan adanya wisata masuk berarti ada lalu lintas ekonomi.

Dirinya menganggap bahwa fenomena joki tersebut adalah wajar. Sebab pengawasan dan penertiban meski sering dilakukan namun balum ada solusi terkait pembukaan kawasan wisata yang menjadi tulang punggung pendapatan warga pesisir pantai.

"Bulan awal kami sangat mendukung penerapan PPKM, namun ketika diperpanjang terus ya mau bagaimana lagi untuk mencari pendapatan buat angsuran," tuturnya.

Meski demikian, lokasi penginapannya tetap mengikuti aturan dengan menutup usahanya meski ada beberapa wisatawan yang sudah mulai masuk. Selain itu, dirinya juga menyosialisasikan untuk tetap menjaga protokol kesehatan.

"Ya kalau ketemu wisatawan saya tetap anjurkan protokol kesehatan ketat demi batas waktu PPKM tidak diperpanjang lagi," ulasnya.

 

3 dari 3 halaman

Sehat Bersama dan Program Vaksinasi

Dia mengaku khawatir ketika banyak joki yang memasukkan pengunjung ke kawasan wisata. Selain melanggar aturan, Dia khawatir penerobosan ini berpengaruh terhadap kebijakan pemerintah dalam menentukan dibukanya tempat wisata.

"Takutnya karena banyak joki malah diperpanjang lagi penutupannya, jadi lama lagi harus berjuang," tuturnya.

Bowo menjelaskan bahwa memang banyak warga sudah mengeluhkan kebijakan tersebut, namun dirinya selalu memberikan imbauan agar taat pada peraturan agar PPKM tidak diperpanjang lagi. Meski berat, tetapi dirinya ingin menunjukkan bahwa kawasan selatan Pantai Gunungkidul itu taat pada peraturan pemerintah.

"Saya memberikan semangat kepada kawan-kawan pengelola wisata lainya agar patuh dulu sementara. Setidaknya sampai tanggal 5 september nanti. Di sisi lain, dirinya menganggap bahwa peran serta warga juga diperlukan agar masa PPKM berakhir.

"Tidak hanya saya sendiri, tetapi harus bersama-sama agar segera dibuka. Kalau dibuka kan semua dapat menikmati," pungkasnya.

Gunungkidul memiliki objek wisata alam paling banyak di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Dan dalam beberapa pekan terkahir, tren penurunan Covid-19. Hal ini dibuktikan dengan data yang dirilis Dinas Kesehatan Gunungkidul di mana kasus positif terus turun dan tidak ditemukan klaster baru. Selain itu, program vaksinasi terus digenjot dengan menargetkan 3.000 orang per hari.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.