Sukses

Kisah Inspiratif Hani, Atlet Shooting Sport Gunungkidul yang Bertarung di Paralimpiade Tokyo

Menceritakan kisahnya hingga dapat mewakili Indonesia di ajang Paralimpiade Tokyo 2020 maupun berbagai event berkelas internasional lainnya. Sejak lahir, ia mengalami kelumpuhan di kedua kakinya.

Liputan6.com, Gunungkidul - Indonesia turut serta dalam kejuaraan bergengsi dunia yaitu Paralimpiade Tokyo 2020 dengan mengirimkan 23 atlet terbaik bangsa di 7 cabang olahraga. Siapa sangka, dari sekian puluh atlet penyandang disabilitas terbaik tersebut, salah satu atlet yang mewakili Indonesia berasal dari Bumi Handayani Gunungkidul.

Adalah Hani Puji Hastuti, perempuan yang berasal dari Kapanewon Ngawen mewakili Indonesia di ajang Paralimpiade Tokyo 2020. Ia bertarung di cabang olahraga Shooting Para Sport Dalam Paralimpiade 2020 yang dimulai sejak 24 Agustus hingga 5 september di Tokyo Jepang.

Hani, sapaan akrabnya, menceritakan kisahnya hingga dapat mewakili Indonesia di ajang Paralimpiade Tokyo 2020 maupun berbagai even berkelas internasional lainnya. Sejak lahir, ia mengalami kelumpuhan di kedua kakinya. Hani sendiri tak mengetahui secara pasti penyebab dari kelumpuhan yang ia alami.

 

Kondisi ini, membuat Hani harus melakukan segala aktivitasnya di kursi roda. Meski sempat minder dengan keadaan yang ia alami, Namun ia termotivasi untuk bisa berbuat yang terbaik salah satunya dengan menggeluti dunia atlet sejak tahun 2012.

Minimnya Fasilitas olah raga di Kabupaten Gunungkidul membuat Hani harus hijrah ke Surakarta, Jawa Tengah untuk mengejar keinginannya menjadi atlet olah raga. Saat itu, Hani menyukai Cabang olahraga Wilchair (balap kursi roda) adalah awal karir Hani di dunia olah raga.

“Jarang pulang, bisa sampai 5 bulan sekali pulang ke Gunungkidul. Karena kondisi dan harus berhemat,” kata Hani. Rabu, 01/9/2021.

Kerja keras dan pengorbanannya akhirnya membuahkan hasil dengan berbagai prestasi berhasil ia torehkan di ajang nasional. Seperti pada Peparnas Riau tahun 2012, ia berhasil memperoleh 2 emas dan 1 perak. Kemudian dalam Peparnas Bandung tahun 2016, ia kembali berhasil menyabet 2 emas dan 1 perak di cabang olahraga balap kursi roda.

Berjalannya waktu, Hani pun diarahkan oleh pelatih untuk mencoba cabang olahraga shooting sport. Ketekunan dan bakat yang dimiliki Hani membuat cabang olahraga inipun membawanya ke Kejuaraan internasional seperti ASEAN Para Games tahun 2015 di Singapura, single Event tahun 2018 di Dubai, World Cup Para Shooting tahun 2019 di Sidney, World Cup Para Shooting tahun 2021 di Dubai.

“Kejuaraan paling berkesan adalah saat di Dubai tahun 2021, bagi saya itu pengalaman yang luar biasa,” ulasnya.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perhatian Pemerintah

Untuk tahun ini dirinya mewakili Indonesia pada Paralimpiade Tokyo 2020 cabang olahraga para shooting. Dalam Paralimpiade Tokyo 2020, Hani menempati peringkat ke-13 dengan mengumpulkan total poin 614,5 pada laga penyisihan yang berlangsung di Asaka Shooting Range setelah tereleminasi dari perebutan posisi ke partai final.

“Lawannya sangat tangguh dan ini sebagai pelajaran saya. Target di kejuaraan selanjutnya bisa lebih baik lagi,” ungkap dia.

Menurutnya, apa yang ia peroleh tersebut merupakan buah kerja keras dan disiplin. Untuk itu, ia mengajak teman teman disabilitas di Gunungkidul untuk terus menggali potensi dibidang apa saja. Tak perlu malu dengan keadaan, ditambah perkembangan zaman membuat setiap orang dapat melakukan kreativitas apa saja.

“Melangkahlah dari zona nyamanmu, maka akan tahu bagaimana indahnya berproses,” ucapnya.

Selain itu, ia berharap kepada Pemerintah Kabupaten Gunungkidul untuk memberikan perhatian dan dukungannya terhadap teman-teman disabilitas agar dapat menggali dan menyalurkan potensi yang dimilikinya. Selain itu, berilah kesempatan yang sama ke orang yang tidak berkebutuhan khusus.

“Kita ini sama, hanya saja keadaan yang berbeda. Tapi dengan bukti prestasi, tentunya pemerintah seharusnya memberikan ruang untuk kemajuan Gunungkidul selanjutnya di bidang olah raga,” tutup Hani.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.