Sukses

4 Pilar untuk Aman dan Nyaman di Media Sosial

Gerakan nasional literasi digital bertujuan agar warganet melek dengan aspek-aspek yang harus dijalankan di ranah digital

Liputan6.com, Cilacap - Pandemi memaksa peralihan aktivitas dari luar jaringan (luring) ke dalam jaringan (daring). Namun tidak semua siap menghadapi peralihan ini. Sebagai upaya untuk memuluskan peralihan ke dunia digital, pemerintah menggalakan gerakan nasional literasi digital.

Proses digitalisasi makin nyata ketika sinyal 4G menjangkau 12.548 desa/kelurahan pada akhir 2022, lebih cepat dari target awal pada 2032. Kondisi ini membuat kesiapan pengguna internet menjadi semakin mendesak.

"Ini agar manfaat lebih optimal dan efek negatif bisa ditekan dan diminimalkan," kata Presiden RI, Joko Widodo, saat membuka seminar daring "Sopan dan Beradab di Media Sosial", Kamis (2/9/2021).

Gerakan nasional literasi digital bertujuan agar warganet melek dengan aspek-aspek yang harus dijalankan di ranah digital. Setidaknya ada empat pilar yang harus dipahami agar para pengguna internet bisa aman dan nyaman beraktivitas di dunia maya.

"Pertama kecakapan digital atau digital skill, kedua keamanan digital, ketiga etika digital dan keempat budaya digital," kata Dr Leviane JH Lotulung, dosen FISIPOL Sam Ratulangi Manado, pada seminar daring ini.

Leviane sendiri mengampu materi dari pilar budaya digital pada webinar ini. Sementara Ahmad Khoirul Anwar dosen DKV Universitas Sahid Surakarta, menyampaikan pilar kecakapan digital, Muhamad Ridlo, jurnalis Liputan6.com dan juga pengasuh madrasah mengampu pilar keamanan digital, dan Kholilul Rohman Ketua Asosiasi Pengasuh Pesantren Digital Santrinet mengisi pilar etika digital.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perilaku di Media Sosial

Berinternet memiliki kesamaan dengan berinteraksi pada kehidupan nyata. Pada saat mengakses media sosial misalnya, pengguna internet akan bertemu dengan pengguna lain.

Hal ini menuntut penggunanya saling menghormati dengan berperilaku santun. Satu di antaranya dengan memilih diksi dengan nilai rasa yang sopan dan menghindari bahasa yang bisa memicu kebencian.

"Di media sosial kita berinteraksi dengan sesama manusia juga, maka manusiakan mereka," kata Khoirul Anwar.

Perilaku santun ini sesuai dengan nilai moral yang selama ini dijunjung tinggi masyarakat Indonesia. Nilai ini tertuang dalam rumusan sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab pada Pancasila.

"Nilai humanis dari Pancasila akan menelurkan sikap-sikap terpuji, seperti menjunjung tinggi kejujuran, kebajikan publik, welas asih, kesantunan, empati dan solidaritas sosial," tutur Kholilul.

Meskipun demikian, masih ada saja yang memanfaatkan teknologi digital untuk mengeruk keuntungan pribadi tanpa mempedulikan orang lain. Karena itu, setiap pengguna internet harus memiliki kemampuan berinternet dengan aman.

"Keamanan digital meliputi kemampuan melindungi data dan aset pribadi di dunia digital, mencakup penggunaan dan kontrol akses," ucap Ridlo.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.