Sukses

Video Orangutan di Tambang Batubara, CAN: Itu Teritorialnya

Sebuah video orangutan sedang diberi makan oleh pekerja tambang batubara beredar luas.

Liputan6.com, Samarinda - Sebuah video orangutan sedang makan di areal tambang batubara aktif beredar luas pada Minggu (29/8/2021) lalu. Video ini kemudian viral sehingga mendapat tanggapan beragam dari masyarakat.

Beberapa pengunggah video menyebut lokasinya diduga berada di Kabupaten Kutai Timur. Di kabupaten ini memang cukup banyak areal tambang batubara dan perusahaan raksasa batubara.

Komentar netizen kebanyakan mengaku kasihan melihat kondisi orangutan yang sedang makan di atas tumpukan batubara yang sedang ditambang oleh sebuah perusahaan tambang batubara. Orangutan tampak sedang memakan sesuatu.

Seseorang yang memvideokan seperti berada di atas sesuatu. Berdasarkan kebisingan video tersebut, perekam berada di atas truk atau alat berat.

“Datang dia minta makan,” ucap perekam video.

Orangutan yang direkam tampak sedang memakan sesuatu, pemberian dari perekam tadi. Jika dilihat secara seksama, perekam memberi sepotong roti.

Latar suara video, selain kebisingan suara mesin, juga terdengar suara radio panggil. Dari suasana itu, orangutan berani mendatangi lokasi tambang batubara yang sedang beroperasi.

Direktur dan Founder Conservation Action Network (CAN) Borneo Paulinus Kristianto menjelaskan, Orangutan memiliki wilayah teritorial yang cukup luas untuk mencari makan. Wilayah tersebut sudah ada sejak orangutan masih bayi dan mengikuti pola mencari makan induknya.

“Setiap orangutan punya wilayah teritorialnya, punya wilayah jangkauannya. Biasanya, orangutan punya insting untuk mencari makan. Ketika musim hujan di sini dapat makan, ketika kemarau di sana ada makanan dan air,” papar Paulinus saat dihubungi, Selasa (31/8/2021).

Ketika orangutan ingin kembali ke areal itu, sambungnya, kawasan itu sudah dikonversi, baik oleh tambang maupun kelapa sawit. Perubahan kawasan itu membuat orangutan kebingungan.

“Lokasi tambang kok orangutan masih di situ? Ya itu habitat dia. Itu terestrialnya dia,” tambahnya.

Jika sebuah hutan yang menjadi habitat orangutan dikonversi, orangutan akan kebingungan dan harus mengulang kembali upaya membangun teritorialnya kembali. Orangutan harus membaca musim lagi dan menandai sebuah kawasan hutan pada musim tertentu.

“Misalnya ada 4 titik yang ditandai orangutan kita sebut titik A, B, C, dan D. Nah di titik A itu ketika musim kemarau ada sumber airnya dan ada sumber buahnya. Di titik B, meski musim hujan dia tidak tenggelam dan buah juga ada. Seperti itu polanya,” kata Paulinus.

Simak juga video pilihan berikut

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kebingungan dan Kelaparan

Orangutan adalah binantang liar yang selalu berusaha menghindari keramaian dan aktivitas manusia. Video tersebut menggambarkan orangutan kehilangan sifat liarnya sehingga mau menerima makanan dari manusia.

Paulinus menyebut itu adalah bukti orangutan sedang kebingungan dan kelaparan. Orangutan sudah bingung mencari makan di wilayah mana lagi yang ada sumber buahnya.

“Kalau secara umum, ketika orangutan sudah tidak ada sumber pakan, dia bisa makan apapun untuk survive. Dia jenis kera besar, jadi kemampuan dia untuk makan apapun itu bisa,” kata Paulinus.

Orangutan, tambahnya, juga termasuk omnivora. Jadi orangutan bisa makan apapun yang dikasih.

“Ketika dia sudah kelaparan, dia bisa makan apapun. Jika dilihat dari video tersebut, indikasinya orangutan itu kelaparan,” pungkasnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.