Sukses

Pemkot Makassar Wacanakan Jaringan Kabel Bawah Tanah untuk Tekan Kasus Kebakaran

Lebih dari 50 persen kebakaran yang ada di Kota Makassar terjadi karena korsleting listrik.

Liputan6.com, Makassar - Kasus kebakaran akibat korsleting listrik tercatat masih sangat tinggi di Kota Makassar. Dinas Pemadam (Damkar) Kota Makassar mencatat, dari 60 kasus yang terjadi lebih dari 50 persen di antaranya didominasi karena korsleting listrik.

Tidak sedikit kejadian tersebut menelan korban jiwa. Tidak hanya itu, kerugian materiel juga menjadi permasalahan berat yang harus ditanggung oleh masyarakat yang terdampak atas terjadinya kebakaran.

Menindak lanjuti kejadian tersebut, Pemkot Makassar dituntut memberi perhatian khusus. Pasalnya, kasus kebakaran akibat kelistrikan selain menimbulkan korban jiwa, juga telah menimbulkan kerugian materiel yang cukup besar.

Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan ‘Danny’ Pomanto mengaku telah mengatensi hal tersebut. Saat ini dirinya tengah menggagas sistem kelistrikan kabel bawah tanah yang akan diterapkan di Kota Makassar.

Dia mengklaim, sistem tersebut diklaim lebih aman. Rencana ini bakal dikoordinasikan ke pihak PLN, meski baru dalam tahap wacana. Pertemuan lebih lanjut kata dia akan direncanakan ke depan.

"Saya akan calling PLN-lah. Kebetulan GM (General Manager) PLN tadi malam saya ketemu, tapi belum agendakan. Tapi GM sebelumnya saya sudah diskusi masalah ini. Saya sudah sampaikan salah satu cara saya ingin membuat sistem kabel bawah tanah," ucap Danny, Senin 14 Juni 2021.

Dirinya mengaku cukup khawatir dengan masalah keamanan dari instalasi listrik kota saat ini. Apalagi beberapa kabel yang digunakan masyarakat sudah cukup berumur dan jarang diganti. Sementara persyaratan penggantian kabel paling lama dilakukan selama 20 tahun.

"Memang sekarang terlihat secara teknis banyak kualifikasi. Kabel itu tidak qualified, orang pakai kabel gampang terbakar. Coba dilihat rata-rata kasus kebakaran karena kabel," kata Danny Pomanto.

Sementara sistem kelistrikan bawah tanah yang akan diadopsi tersebut diklaim memiliki beberapa kelebihan. Selain menjaga estetika, sistem kabel bawah tanah dianggap lebih awet lantaran tidak terpengaruh oleh cuaca di ruang terbuka.

"Sistem kabel bawah tanah lebih aman, kabel juga tentunya akan lebih awet karena tidak terpengaruh oleh cuaca, " Danny Pomanto memungkasi.

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.