Sukses

Meraup Cuan dari Pekarangan Perum yang Menganggur di Tasikmalaya

Selain menguntungkan karena pangsa pasar yang cukup luas, kegiatan bertani yang dilakukan bersama-sama warga perum dan masyarakat sekitar itu, membuat tubuh sehat karena banyak bergerak, plus penyinaran sinar matahari, sekaligus ajang silaturahmi Wara, meskipun tet

Liputan6.com, Tasikmalaya - Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) membuat warga perumahan Mutiara Citra Kelurahan Sukamaju Kidul, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, berkreasi untuk bertani memanfaatkan pekarangan tak terawat.

Menggunakan lahan tidur seluas 300 meter persegi yang menganggur di sekitar perum, warga yang tengah melakukan WFH (Work From Home) dari rumah, termasuk mereka yang terhambat aktifitas jualanya karena kebijakan pengetatan itu, menyalurkan hobi dengan bertani yang lebih produktif.

Selain menguntungkan karena pangsa pasar yang cukup luas, kegiatan bertani yang dilakukan bersama-sama warga perum dan masyarakat sekitar itu, membuat tubuh sehat karena banyak bergerak, plus penyinaran sinar matahari, sekaligus ajang silaturahmi Wara, meskipun tetap dengan memperhatikan prokes.

Ketua Kelompok Karangtaruna Sukamaju Kidul Dwi Friastoto mengatakan, ide awal munculnya rencana pertanian warga perum dan warga sekitar komplek, karena tidak adanya kegiatan warga selama pandemi Covid-19, termasuk kebijakan PPKM.

“Jadi mereka akhirnya berinisiatif mengisi waktu dengan bertani bersama warga lainnya,” ujar dia beberapa waktu lalu.

Gayung bersambut, beberapa warga pun akhirnya turut serta dalam kegiatan pertanian itu. Menggunakan lahan seluas 300 meter persegi, mereka sepakat untuk menanam tanaman bawang daun.

“Kebetulan ada lahan tidur, gambrung, banyak pohon liar yang dihuni binatang buas, akhirnya kita olah menjadi lahan produktif,” kata dia.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Sehat dan Menjanjikan

Dwi menyatakan, pemilihan komoditas bawang daun bukan tanpa alasan. Selain mudah dan cepat dalam pengolahan, juga pangsa pasar yang jelas dengan jaminan salah satu warga yang secara bersamaan menggeluti profesi sebagai pedagang sayuran di pasar.

“Selain menawarkan bibit bawangnya, juga saat panen teman itu siap menerima panen bawang daun ini,” kata dia.

Walhasil dengan semangat gotong royong dan kebersamaan, belasan warga perum itu bahu membahu berbagi tugas, mulai mencangkul, mengairi hingga budidaya tanaman bawang daun.

“Kita rutin setiap hari mulai jam 6.00 WIB (pagi) mengolah lahan ini, mencangkul, menyiram, membersihkan rumput itu rutin sambil berjemur,” kata dia.

Kini setelah hampir sebulan berkebun, sekitar 80 persen tanaman awal yang mereka tanam, mulai memasuki usia dipanen. “Sekitar 2-3 minggu lagi panen semua,” ujarnya.

Melihat kesuksesan itu, Dwi berencana untuk mengoptimalkan lahan tidur lainnya yang berada di sekitar perum tersebut untuk lahan pertanian lainnya.  “Untuk lahan awal akan tetap ditanami bawang daun, kemudian lahan yang ada akan ditanami cengek domba, kemudian ada rencana melon juga,” ujarnya.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.