Sukses

Meski Keterisian RS di Jabar Turun, Warga Diminta Tetap Disiplin Protokol Kesehatan

Bed occupancy rate (BOR) atau tingkat keterisian rumah sakit rujukan Covid-19 di Jabar yang berangsur menurun.

Liputan6.com, Bandung - Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Jawa Barat Dewi Sartika menuturkan, bed occupancy rate (BOR) atau tingkat keterisian rumah sakit rujukan Covid-19 di Jabar yang berangsur menurun.

Berdasarkan data Pikobar (Pusat Informasi dan Koordinasi Covid-19 Jawa Barat) per Kamis (5/8/2021), pasien terpapar virus Corona di Jabar yang telah pulih mencapai 495.923 orang. Pada hari tersebut terdapat 5.378 orang dinyatakan sembuh.

"Yang menggembirakan juga, keterisian tempat tidur di rumah sakit juga menurun. Hari ini sudah diangka 48,13 persen, turun 2,22 persen dari hari sebelumnya. Masih ada di daerah barat yang masih di angka 60-an persen, yang lainnya sudah di bawah 50 persen," katanya, Jumat (6/8/2021).

Meski BOR menurun, Dewi mengimbau masyarakat Jabar untuk tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan (prokes) 5M. Kedisiplinan menjadi hal penting untuk mencegah penularan Covid-19.

"Bagi yang sehat, jangan merasa tidak membawa virus. Mungkin saja orang tanpa gejala tanpa sadar. Kita tahu membawa virus jika dilakukan tes. Saya selalu menganggap diri saya ini membawa virus. Dengan demikian saya selalu menjaga jarak dengan orang lain, di luar rumah juga pakai masker. Itu cara-cara kita untuk mengurangi dari penularan Covid-19," katanya. 

Adapun total terkonfirmasi kasus Covid-19 di Jabar sebanyak 622.432 kasus. Dewi mengatakan, grafik penambahan kasus di Jabar mulai menurun dibanding pekan lalu. 

"Rasio positif minggu kemarin kita masih 52 persen. Artinya dari 100 orang yang diperiksa, 50 orang lebih masih positif. Minggu-minggu ini sudah ada di angka 40 persen. Artinya orang yang positif menurun. Senin kemarin sempat kenaikan di angka 2.000 kasus, biasa 4.000 kasus," tuturnya. 

Dewi juga menyatakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 4 menjadi momentum untuk memperkuat 3T yakni testing, tracking, dan treatment. Tujuannya untuk membatasi ruang gerak Covid-19. 

"3T ini harus dilakukan secara simultan. Tidak bisa hanya testing-nya saja yang banyak, tapi tidak ada tracking, tidak ada treatment. Dilacak lagi, positif. Yang positif ini di-treatment dengan isolasi baik posko desa dan kelurahan. Sehingga virus ini dikurung, tidak jalan-jalan,” katanya.

 

*** Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

BOR Kota Bandung Menurun

Sementara itu, tren laju konfirmasi positif Covid-19 dan angka BOR di Kota Bandung juga terus mengalami penurunan. 

Hingga Kamis (5/8/2021), konfirmasi aktif tercatat sejumlah 6.416 kasus atau berkurang 435 kasus. Jumlah konfirmasi sembuh 30.749 orang atau bertambah 568 orang, sedangkan, kasus meninggal sebanyak 1.300 orang.

"Alhamdulillah, tren laju konfirmasi aktif di Kota Bandung terus menurun. Saat ini, BOR di Kota Bandung juga sudah di angka 53,35 persen," ujar Wali Kota Bandung Oded M Danial.

Selain itu, tren laju Kasus konfirmasi dibandingkan dengan 14 hari sebelumnya menurun dari 387,4 orang per hari menjadi 329,6 orang per hari.

Data di 30 Rumah Sakit di Kota Bandung, tingkat keterisian untuk pasien konfirmasi dan suspek sebanyak 1.186 tempat tidur. Jumlah tersebut sekitar 53,35 persen dari 2.223 tempat tidur yang ada.

Keterisian tersebut berkurang 87 tempat tidur dari hari sebelumnya. Artinya, tersedia 1.037 tempat tidur kosong di seluruh rumah sakit rujukan Covid-19 di Kota Bandung.

Sedangkan, tempat isolasi untuk kasus konfirmasi tanpa gejala di 3 hotel, per 5 Agustus 2021, jumlah keterisian 48 kamar dari 135 kamar yang tersedia atau hanya terisi sekitar 35,6 persen. 

Saat ini, terdapat 7.981 kasus Covid-19 yang tengah isolasi mandiri di rumah dan dipantau oleh Puskesmas dan tim kewilayahan (kecamatan, kelurahan, RW). 

"Meski demikian, Mang Oded mengimbau warga Bandung tetap waspada dan menjaga prokes agar kasus Covid-19 di Kota Bandung terus melandai," Oded menandaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.