Sukses

Kasus Covid-19 Melonjak Lagi, Riau Siap Laksanakan PPKM Darurat

Lonjakan Covid-19 Riau terjadi lagi sehingga tak menutup kemungkinan akan diberlakukan PPKM darurat di Pekanbaru dan daerah lainnya.

Liputan6.com, Pekanbaru - Provinsi Riau mencatat angka tertinggi harian warga terkonfirmasi Covid-19 sejak Indonesia terdampak pandemi. Pada 14 Juli 2021, ada 978 warga Bumi Lancang Kuning terinfeksi dan Pekanbaru menjadi daerah tertinggi yaitu 455 orang.

Juru bicara Satgas Covid-19 di Riau, dr Indra Yovi menyatakan, lonjakan ini menjadi sinyal bahwa PPKM mikro diperketat yang dilakukan di ibu kota provinsi tidak efektif. Pembatasan belum mampu membendung laju angka konfirmasi.

"Senin lalu, Forum Komunikasi Daerah Riau dan Pemerintah Kota Pekanbaru sudah melakukan pertemuan membahasnya (antisipasi lonjakan)," kata Yovi, Kamis siang, 15 Juli 2021.

Pertemuan ini juga membahas persiapan jika sewaktu-waktu Pemerintah Pusat menetapkan Pekanbaru melaksanakan PPKM darurat.

"Jangan sampai dinyatakan PPKM darurat, tapi harus siap karena di Pekanbaru tidak terkendali, 500 kasus per hari," kata Yovi.

Yovi menerangkan, Pemerintah Provinsi Riau telah mempersiapkan skema jika PPKM darurat diberlakukan, mulai dari distribusi kebutuhan pokok agar tidak ada warga kelaparan ketika tidak menjalankan aktivitas harian secara normal.

Pemerintah Riau juga sudah merincikan sektor esensial dan non-esensial jika PPKM darurat diberlakukan agar masyarakat tahu mana yang boleh dan mana yang tidak boleh.

"Agar masyarakat tidak bingung karena aturan dalam PPKM darurat selama ini sektor esensial dan non esensial itu penjelasannya umum," kata Yovi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bukan Kekhawatiran

Di sisi lain, Yovi menyatakan lonjakan angka harian bukanlah kekhawatiran. Pasalnya, dalam pandemi, yang dikhawatirkan itu adalah keterisian rumah sakit dan tingginya angka kematian.

Saat ini, kondisi rumah sakit di Riau masih wajar. Tingkat keterisian tidak sampai di atas 60 persen, begitu juga dengan persediaan obat dan kebutuhan oksigen selalu terpenuhi.

"Karena dalam pandemi itu bagaimana memisahkan antara orang sakit dan sehat," tegas Yovi.

Salah satu cara pemisahan ini adalah dengan tracing. Satu orang terpapar kemudian dilakukan tracing untuk mengetahui paparannya ke mana saja, lalu melakukan treatment kepada yang sakit.

"Kalau tracing dan treatment tidak dilakukan, inilah yang menyebabkan ledakan kasus," terang Yovi.

Saat ini, Pemerintah Riau kian meningkat tracing. Pemeriksaan sampel sudah ditingkatkan di angka 2.000 per hari bahkan sampai 3.000 lebih sampel pada 14 Juli 2021.

Di sisi lain, saat ini tidak boleh lagi isolasi mandiri di rumah karena pemerintah sudah menyiapkan berbagai fasilitas. Masyarakat diminta datang ke fasilitas itu setelah berkoordinasi dengan perangkat kelurahan ataupun puskesmas.

"Kemudian warga yang sudah vaksin juga tetap melakukan protokol kesehatan, semakin disipilin," kata Yovi.

3 dari 3 halaman

Simak video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.