Sukses

Kasus Kematian karena Covid-19 Melonjak, Perajin Peti Mati Majalengka Kebanjiran Order

Para perajin peti mati sempat kewalahan menghadapi banyaknya pesanan peti mati di tengah meningkatnya angka kematian akibat covid-19.

Liputan6.com, Majalengka - Tingginya angka kematian akibat Covid-19 membuat perajin peti mati di Kabupaten Majalengka kebanjiran pesanan.

Ida Jasmani (42), salah seorang perajin peti mati mengatakan banyak menerima pesanan sejak sebulan terakhir. Usaha yang dirintisnya berada di Blok Bodas Desa Jatimulya Kecamatan Kasokandel Kabupaten Majalengka.

"Memang permintaan sedang tinggi belakangan ini. Terlihat satu bulan terakhir," kata Ida, Senin (5/7/2021).

Dia mengatakan, biasanya pesanan peti mati hanya 30-40 dalam satu bulan. Sejak tingginya angka kematian Covid-19, permintaan peti mati di Kabupaten Majalengka naik signifikan.

Ida mengaku, omset dari pesanan peti mati bisa lebih dari 100 persen. Dia menyebutkan, untuk satu peti mati dijual Rp750 ribu.

"Sekarang dari tanggal 1 Juni sampai hari ini sudah lebih dari 100 peti mati yang terjual untuk pasien meninggal karena Covid-19 di Majalengka khususnya," ucapnya.

Saksikan video pilihan berikut ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Permintaan Tinggi

Peti mati yang dibuat Ida menggunakan bahan dasar kayu multipleks dengan panjang 2 meter, lebar 40 sentimeter dan tinggi 60 sentimeter.

Peti mati yang dibuat Ida dipesan langsung oleh dua rumah sakit rujukan Covid-19 di Kabupaten Majalengka. Ida setiap harinya membuat peti nati agar tidak kehabisan stok.

"Jadi kalau mereka butuh peti mati langsung kita kirim. Jadi jangan sampai kosong setiap hari kita bikin," kata Ida.

Ida bersama 15 karyawannya mampu memproduksi 10 sampai 20 peti mati dalam sehari. Ida yang merupakan perajin meubel itu membuat peti mati sejak masa pandemi Covid-19.

"Kalau dari awal pandemi sampai sekarang kira-kira ada 400 lebih peti mati yang dikirim ke dua rumah sakit itu," ungkap Ida.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.