Sukses

Terekam Kamera Pengintai, Harimau di Teluk Lanus Juga Mangsa Anjing

BBKSDA Riau mengirim Tim Wildlife Respon Unit ke Dusun Tiga, Desa Teluk Lanus, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak terkait kemunculan harimau sumatra yang mulai membuat peternak resah.

Liputan6.com, Pekanbaru - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau mengirim Tim Wildlife Respon Unit ke Dusun Tiga, Desa Teluk Lanus, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak. Ini terkait kemunculan harimau sumatra yang mulai membuat peternak resah.

Akhir pekan lalu, sudah ada dua kambing milik warga berbeda menjadi santapan sang datuk belang. Harimau sumatra menjebol kayu di dinding kandang lalu menyeret ternak untuk dimakan di semak-semak.

Menurut Kepala Bidang II BBKSDA Riau Heru Sutmantoro, harimau tak menyasar kambing. Hewan peliharaan warga lainnya tak luput dari terkaman harimau.

"Ada juga anjing yang dimakan harimau di lokasi," kata Heru, Senin siang, 28 Juni 2021.

Heru menyebut tim sudah di lokasi mendatangi kandang kambing dan melihat jejak-jejak yang ditinggalkan pemangsa di lokasi. Tim memastikan jejak itu milik harimau.

Sebagai tindak lanjut, petugas memasang delapan kamera pengintai. Ada yang dipasang di sekitar kandang, ada juga di lokasi jejak dan lokasi lainnya yang menjadi perlintasan.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Berharap Lewat Saja

Heru berharap kemunculan harimau tertangkap oleh kamera. Dari sana akan dipelajari perilaku harimau, umur serta jenis kelaminnya untuk menentukan apakah perlu evakuasi atau tidak.

"Mudah-mudahan cuma lewat saja," kata Heru.

Heru menyebut laporan kemunculan harimau di Desa Teluk Lanus sudah beberapa kali. Empat bulan lalu ada perusahaan perkebunan yang melaporkan serupa.

Perusahaan itu melapor kemunculan harimau di dekat mes karyawan. Sejumlah karyawan juga sempat mengambil foto dan video harimau yang tengah mengejar seekor ayam.

"Lalu ada juga perusahaan hutan tanaman industri yang melaporkan kemunculan harimau di sana," terang Heru.

Heru berharap masyarakat sekitar untuk tidak bertindak sendiri mengatasi konflik ini. Apalagi harimau merupakan satwa langka dan dilindungi oleh negara.

"Tim sudah berkomunikasi dengan perangkat desa terkait kejadian ini," kata Heru.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.