Sukses

Corona Varian Delta Ditemukan di Jabar, Waspada Penularannya

Varian Delta diketahui memiliki tingkat penularan yang lebih cepat.

Liputan6.com, Bandung - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengumumkan adanya Virus Corona varian Delta atau B.1617.2 yang ditemukan di wilayah Kabupaten Karawang dan Kota Depok. Dia pun meminta warga agar mewaspadai penularan varian baru Covid-19 itu dengan meningkatkan protokol kesehatan (prokes).

Varian baru virus Corona yang pertama kali ditemukan di India ini diketahui memiliki tingkat penularan yang lebih cepat. Varian delta juga diketahui telah ditemukan di beberapa daerah di Indonesia.

"Varian delta sudah hadir di Jawa Barat. Ini menandakan kita harus waspada," kata Emil, sapaan Ridwan Kamil di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Senin (21/6/2021).

Emil menjelaskan, varian delta teridentifikasi berdasarkan tes whole genome sequencing (WGS) oleh Labkesda Jawa Barat bekerja sama dengan ITB.

"(Varian delta) hadir di Kabupaten Karawang dan Kota Depok berdasarkan kajian genome sequencing yang dilakukan labkesda dan ITB, sehingga menandakan varian ini penularannya akan lebih cepat dibanding varian sebelumnya," tuturnya.

 

Simak Video Plihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Taat Protokol Kesehatan

Emil pun mengimbau untuk seluruh masyarakat agar tetap disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan guna mewaspadai penularan varian delta.

"Mudah-mudahan dengan berita ini, kita tingkatkan kewaspadaan. Mohon disampaikan (kepada masyarakat) dengan kehadiran varian delta maka prokes 5M harus ditingkatkan lebih lagi. Kalau bisa yang memakai masker, mencuci tangan menjaga jarak menghindari kerumunan dan mengurangi pergerakan," ungkapnya.

Sebelumnya, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, hingga kini pemerintah terus menelusuri asal datangnya virus corona varian B.1617.2 delta ke Indonesia. Sejauh ini, Covid-19 varian delta banyak ditemukan di Kudus dan Bangkalan.

Untuk memetakan persebaran varian deltaini, Wiku menyampaikan, penelitian masih dilakukan melalui metode Whole Genome Sequencing (WGS) atau surveilans meski belum menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Menurut dia, penelitian membutuhkan sampel dengan jumlah yang lebih besar.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.