Sukses

Warga Manfaatkan Lumpur Cipanas Cirebon Jadi Obat Penyakit Kulit

Semburan lumpur di Desa Cipanas Kabupaten Cirebon menjadi perhatian warga baik dari dalam maupun luar desa karena viral di media sosial

Liputan6.com, Cirebon - Semburan lumpur bercampur gas di Desa Cipanas Kecamatan Dukuhpuntang Kabupaten Cirebon dimanfaatkan untuk dijadikan salah satu wisata baru masyarakat.

Tak sedikit warga dari luar desa yang datang hanya untuk melihat semburan lumpur tersebut. Momen ini dimanfaatkan oleh warga desa setempat untuk menjadikan lokasi itu sebagai objek wisata.

"Ya mudah-mudahan jadi objek wisata dan jika memang disetujui akan ada aturan desa yang mengatur," kata Abah Nema, mantan ketua RT 3 Desa Cipanas Kabupaten Cirebon, Selasa (8/6/2021).

Bersama warga lain, mereka mengelola objek Wisata Lumpur Cipanas Cirebon. Di pintu masuk objek wisata, beberapa warga sekitar ada yang berjualan makanan ringan hingga anyaman rotan.

Namun yang menarik, rentetan botol plastik berbagai ukuran dipajang di area pintu masuk. Botol plastik tersebut berisi lumpur yang diambil warga untuk dijadikan oleh-oleh.

"Iya saya yang ambil kadang ada 10 botol habis dan saya ambil lagi bayar seikhlasnya itupun bagi yang mau saja. Kadang saya dimintai tolong langsung sama pengunjung untuk ambil air lumpur ya saya bantu," ujar Nema.

Abah Nema merupakan salah seorang warga yang tinggalnya tidak jauh dari lokasi semburan lumpur. Menurut dia, air semburan lumpur bercampur gas itu memiliki khasiat pengobatan.

Saksikan video pilihan berikut ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Khasiat

Dia mengatakan, air semburan lumpur diyakini berkhasiat menyembuhkan penyakit, mulai dari gatal-gatal hingga lepra.

"Bagian tubuh yang sakit dioleskan lumpur kemudian berjemur antara pagi sampai siang hari. Insya Allah sembuh," ujar dia.

Dia mengaku, berdasarkan penuturan sesepuh Desa Cipanas, semburan lumpur jauh lebih dulu ada sebelum perusahaan Kalsit memanfaatkan gas alam untuk membuat bahan pasta gigi.

Semburan lumpur, kata Abah Nema, muncul secara alami di kawasan yang dekat dengan situs Buyut Garuda Jaya. Bahkan, kata dia, jika tidak ada semburan lumpur atau gas yang keluar, dikhawatirkan seluruh desa akan hancur.

"Sebenarnya yang keluar itu angin bau gas belerang cuma karena ada air jadilah ada golakan atau letupan bercampur tanah yang ada di permukaannya. Sekarang dikatakan semburan lumpur," ujar dia.

Sementara itu, pengunjung yang akan melihat semburan lumpur diarahkan untuk parkir pada tempat yang disediakan. Pengelolaan objek wisata lumpur Cipanas masih bersifat swakelola.

"Mingu kemarin saja ada 100 orang lebih naik motor mobil bahkan andong hanya untuk melihat semburan. Karena viral di media sosial dan katanya mirip seperti Lapindo padahal tidak dan semburan ini sudah ada lama sekali," ujar dia.

Pengelola belum mematok biaya tiket masuk melihat semburan lumpur tersebut. Pengunjung membayar seikhlasnya sebelum masuk ke kawasan wisata semburan lumpur.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.