Sukses

Investor Kakap Bakal Masuk Imogiri, Pegiat Wisata Lokal Resah

Investor wisata kelas kakap baka masuk Imogiri. Lebih banyak manfaatnya apa mudaratnya bagi warga lokal?

Liputan6.com, Bantul - Pemerintah Kabupaten Bantul mengaku akan melakukan kajian khusus terkait rencana investor besar yang akan menanamkan investasinya di Bantaran Sungai Oya di Kalurahan Selopamioro, Kapanewonan Imogiri. Kajian tersebut utamanya adalah pemanfaatan ruang yang ada.

Sekretaris Daerah Bantul, Helmi Jamharis menyebutkan investor telah memasukkan proposal investasi tersebut ke Pemkab Bantul. Namun pihaknya masih melakukan kajian komprehensif berkaitan dengan pemanfaatan ruang yang ada. Jika memang bisa dimanfaatkan, pemerintah Kabupaten Bantul tentu bakal memberikan fasilitas.

"Kita kaji dulu. Nanti kalau tidak sesuai dengan tata ruang kami akan menolak," ujarnya.

Helmi mengatakan, kehadiran investor dinilai ikut membantu pengembangan ekonomi lokal yang ada di Bantul. Sebenarnya kehadiran investor sangat dibutuhkan dalam rangka untuk pemenuhan tenaga kerja. Namun demikian semuanya harus dikaji terlebih dahulu sebelum izin dikeluarkan.

Lurah Sriharjo Imogiri, Titik Iswiyatun Khasanah mengungkapkan tak habis pikir dengan kebijakan pemerintah berkaitan investor tersebut. Karena lokasi yang dipilih untuk investasi adalah lokasi yang sebenarnya sudah banyak dirintis menjadi destinasi wisata murah oleh masyarakat setempat.

Sriharjo, wilayah yang berbatasan langsung dengan Selopamioro di mana salah satu perbukitan yang sudah ditata sedemikian rupa oleh warga sekitar untuk destinasi wisata juga menjadi bagian yang konon akan ditawarkan sebagai pemandangan destinasi wisata tersebut

"Kami yang merintis dari nol, lantas dia yang menikmati. Nanti objek wisata kami lambat laun mati," paparnya.

Mantan anggota KPU Bantul ini mengakui keresahan warga dan pelaku wisata di wilayahnya terkait dengan rencana pembangunan destinasi baru tersebut. Meski dibangun di Selopamioro, yang dijual adalah panorama alam di wilayah Sriharjo. Padahal, panorama alam tersebut merupakan rintisan dari pelaku wisata di Sriharjo.

Menurut Titik, rumor akan berdirinya destinasi baru yang dilakukan oleh investor wisata kakap ini sejatinya sudah lama berkembang di masyarakatnya. Namun, belakangan ternyata kabar itu semakin santer berkembang menyusul peninjauan lapangan yang dilakukan oleh investor tersebut ke lokasi pembangunan di Selopamioro.

"Nyesel juga kami yang sudah. Tidak ada komunikasi juga sebelumnya," jelas Titik.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Wisata Berbasis Masyarakat

Panewu Imogiri Srikayatun menyadari jika di kawasan yang dilirik investor tersebut adalah kawasan yang banyak destinasi wisata berbasis masyarakat. Pihaknya menandaskan sangat peduli dengan keberadaan Wisata Berbasis Masyarakat tersebut.

"Itu (wisata berbasis masyarakat) yang menjadi perhatian serius kami," tandasnya.

Sebelumnya, pegiat wisata di sepanjang Sungai Oya yang masuk wilayah Kapanewonan Imogiri Bantul resah. Para pegiat wisata ini khawatir objek wisata yang telah mereka rintis dari nol akan kehilangan pengunjung karena kehadiran investor besar yang akan mendirikan sebuah destinasi baru di pinggir Sungai Oya.

Namun pekan ini disuguhi dengan wacana besar di kalurahan Selopamioro yang akan diubah menjadi Master Plan Segi Tiga Emas Selopamioro. Salah satunya adalah dengan kehadiran investor besar yang akan membuat destinasi baru di wilayah mereka tersebut.

Hal ini menuntut warga masyarakat  berbesar hati karena pasti akan terdampak di mana akses sarana pendukung infrastruktur jalan masuk dari Padukuhan lanteng I, Lemahrubuh dan Jetis. Terkait segitiga Emas pasti akan berdampak lagi ke titik titik Padukuhan lain di antaranya adalah alih fungsi lahan tanah kas desa.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.