Sukses

Eksotika Tanjung Watukrus Sikka, Tempat Wisata Unik di Atas Batu Karang Pinggir Laut

Jika Anda berkunjung ke Sikka, NTT, sempatkan diri mampir ke salah satu destinasi wisata hits yang ada di daerah itu, namanya Tanjung Watukrus.

Liputan6.com, Sikka - Jika Anda berkunjung ke Sikka, NTT, sempatkan diri mampir ke salah satu destinasi wisata hits yang ada di daerah itu, namanya Tanjung Watukrus. Berada di tepi ruas jalan utama Bola-Hale tepatnya di Kampung Baluk, Desa Ipir, Kecamatan Bola, Sikka, destinasi berupa gua batu karang yang bercokol di pinggir laut ini menjadi salah satu tempat wisata favorit para pelancong. 

Setelah dipugar dan dibuka kembali pada 2018, wisata Tanjung Watukrus makin memesona. Ada jembatan instagramable sepanjang 100 meter yang dibuat khusus untuk wisatawan.

Vinsensius Ferrer pemilik destinasi wisata Tanjung Watukrus kepada Liputan6.com akhir pekan silam mengatakan, usai dipercantik kunjungan wisata ke Tanjung Watukrus meningkat.

“Saat ini sudah banyak yang datang berkunjung ke tempat wisata ini sekedar bersantai dan berpose, ada juga wisatawan yang datang sekligus menginap, sebap pihak pengelola sudah menyiapkan homestay yang letaknya persis di atas batu karang," katanya.

Fery sapaannya menceritakan, awalnya dia bekerja sendiri memahat bukit karang menggunakan peralatan seadanya sejak 2015. Fery berpikir, saat melihat Tanjung Watukrus yang cukup bagus untuk dijadikan tempat wisata, akhirnya ia pun mulai mencoba untuk mewujudkan idenya membangun destinasi wisata.

"Saya pernah merantau dan melihat tempat-tempat destinasi wisata yang ada di tempat perantauan yang disulap dari tempat biasa menjadi tempat destinasi wisata yang sangat bagus. Sejak 2 tahun saat pulang dari perantuan, ia mulai melihat tempat Tanjung watukrus ini cocok untuk dijadikan desatinasi wisata," katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan, melihat kondisi tempat yang merupakan batu karang, ia mulai mencoba untuk memahat batu karang tersebut menggunakan alat seadanya selama 4 tahun untuk bisa dibangun pondok-pondok kecil sehingga dapat menarik wisatawan.

“Banyak mayarakat setempat tidak tau apa yang dia kerjakan. Usai mengerjakan pondok-pondok kecil, barulah mulai membuka jalan masuk ke tempat destinasi wisata Tanjung Watukrus,” sebutnya.

Dengan alat dan bahan seadanya, ia mulai mengerjakan sebua jembatan yang terbuat dari bambu untuk menghubungkan jalan menuju destinasi wisata Tanjung Watukrus. Tetapi melihat risiko gelombang laut pantai selatan yang cukup ganas, akhirnya jembatan yang terbuat dari bambu pun diganti dengan jembatan yang permanen terbuat dari beton.

“Jalan yang awalnya dibuat menggunakan bambu serupa jembatan yang menghubungkan daratan di sebelah timur ke lokasi bukit batu karang telah diganti, sudah kami ganti dengan jembatan permanen dari beton” jelasnya.

Ia mengatakan, jalan dan jembatan tersebut dibuat sendiri dan dibantu keluarga, warga sekitar dengan membuat tiang cor dari semen karena berada di bibir pantai saat air pasang. Kehadiran jalan ini membuat semakin banyak pengunjung berdatangan ke tempat saya destinasi wisata Tanjung Watukrus.

Sebelumnya tempat wisata ini dijadikan warga setempat untuk memancing ikan pada saat air laut pasang. Tanah dari bukit di sebelah utara batu karang, digali dan ditimbun di atas batu karang. Lalu tanah itu diratakan sehingga ada tiga susun. Mula dari Lantai 1, 2, 3 dan lantai 4 terdapat 1 homestay memliki 2 kamar tidur.

“Bagian atas di lantai tiga, saya padatkan dan ratakan. Saya bangun empat lopo dengan atap alang-alang, lengkap dengan meja dan kursi sebagai tempat bersantai bagi para pengunjung. Dan satu meja panjang dibuat untuk tempat makan bagi para pengunjung yang ingin menikmati pemandangan sambil mencicipi makanan. Di lantai 3 disiapkan kamar mandi dan WC, ” tuturnya.

Selama ini, banyak wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara sering berkunjung ketempat wisata ini. Banyak masyarakat yang datang merayakan ulang tahun, arisan ibu-ibu, dan kegiatan dari kantor camat Bola sering di laksanakan di pondok santai ini.

 

Simak Juga Video Pilihan Berukut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Homestay

Fery mengaku saat ini ia sudah membangun homestay di bukit karena dirinya sudah membuat MCK dengan memahat tebing.

Homestay di Tanjung Watukrus saat ini baru dua kamar, terbuat dari bahan bambu yang beratapkan alang-alang dan memiliki satu tempat tidur yang terbuat dari bambu di lengkapi WC dan Kamar Mandi.

“MCK ini terlihat unik sebab berada di dalam tebing dan hanya terlihat pintu saja di bagian depannya,” sebutnya.

Dikatakannya, pihaknya akan membangun lagi beberapa homestay di destinasi wisata Tanjung Watukrus dengan model yang sama. Untuk tarif penginapan, kata Ferri permalam dengan harga Rp300 ribu.

Di homestay Tanjung Watukrus, pengunjung juga bisa berjalan menikmati bebatuan karang yang berukuran besar di pesisir pantai saat air laut surut. Dan pengunjung juga bisa melihat warga setempat mencari ikan kecil di sekitar lokasi wisata saat air laut surut.

Dari homestay Tanjung Watukrus, pengunjung juga akan dimanjakan oleh pesona terbitnya mentari (sunrise) di ufuk timur hingga terbenamnya di ufuk barat (sunset).

“Bagi pengunjung yang ingin menikmati pesona sunrise pukul 05.00-06.00 Wita adalah waktu terbaik. Sedangkan yang ingin menikmati sunset pukul 16.00-18.00 adalah waktu yang direkomendasikan Om Feri,” bebernya.

Dari teras homestay kita bisa menikmati waktu rehat kita sambil menikmati indahnya pemandangan dari ketinggian. Kita juga bisa memandang tempat Wisata Rohani Watukrus (Batu Salib) dari destinasi wisata Tanjung Watukrus sambil menikmati kopi panas.

“Saat air laut pasang kita juga bisa melihat langsung hantaman ombak di batu karang. Dan hamparan kapal motor nelayan yang berlabuh di pantai watukrus,” tambahnya.

Untuk menu makanan bagi pengunjung destinasi wisata Tanjung Watukrus disedia menu makanan lokal seperti goreng,an pisang, singkong, minuman kopi, teh dan kelapa muda.

“Kalau untuk menu makanan para pengunjung bisa memesan di warung miliknya yang tidak jauh dari lokasih destinasi wisata Tanjung Watukrus,” bebernya.

Di Pondok Santai Watukrus juga diterapkan standar protokoler kesehatan covid 19 kepada semua pengunjung seperti jaga jarak, cuci tangan dan pakai masker.

“Bagi pengunjung yang hendak berwisata ke pondok watukrus ini wajib menaati protokol kesehatan selama masa pandemi Covid-19,” jelas Om Feri.

Sementara itu Maria Putri Meliani salah seorang pengunjung destinasi wisata Tanjung Watukrus mengakui tertarik mengunjungi tempat wisata Tanjung watukrus karena melihat banyak postingan di media sosial.

Ia mengakui tempat wisata ini sangat bagus untuk beristirahat karena, para pengunjung juga disugukan dengan pemandangan yang cukup unik dengan hamparan laut berwarna biru dan bentangan karang yang cukup panjang.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.