Sukses

Misteri Tertukarnya Jenazah Korban Tenggelam Pantai Selatan Garut

Jasad korban tenggelamnya pengunjung pantai Garut tertukar. Sebelumnya keluarga korban sempat menolak autopsi.

Liputan6.com, Garut - Proses pemakaman Reihan Kholik, pengunjung korban laka laut asal Koja, Bandung, Jawa Barat yang tenggelam di Pantai Santolo, Garut berhenti sebentar. Jenazah yang dikira merupakan anggota keluarganya ternyata tertukar dengan korban tenggelam lainnya di wilayah pantai Garut selatan.

Kejadian ini muncul setelah jasad Reihan Kholik (17) asal Bandung yang menjadi korban di Pantai Santolo, tertukar dengan jasad Jajang Nurjaman (17) yang juga merupakan korban tenggelam di Pantai Sayang Heulang, yang jaraknya berdekatan dengan Pantai Santolo.

Nahas saat ditemukan oleh anggota pencarian gabungan Basarnas, BPBD, Satpolairud Polres Garut dan warga tersebut, kedua, kedua korban remaja laki-laki tersebut, nyaris bersamaan hanya berbeda hitungan jam dalam hari yang sama.

Sontak kondisi itu cukup menyulitkan petugas saat pertama kali diidentifikasi, selain jasad kedua korban mulai terjadi perubahan warna kulit dan banyaknya luka, juga ketiadaan identitas dan saksi dari kedunya mempersulit proses itu.

Walhasil, kekeliruan pun terjadi, saat pihak keluarga Reihan asal Bandung, justru salah membawa jenazah Jajang Nurjaman, yang merupakan korban tenggelam lainnya, asal Desa Margawati, Garut.

Kepala Puskesmas Cikelar, Dadang Suryana mengatakan, kronologi tertukarnya jasad korban tenggelamnya pengunjung di pantai Garut tersebut, berasal dari keengganan keluarga korban asal Bandung untuk melakukan autopsi atau pemeriksaan.

“Sebenarnya kami sudah mau memeriksa korban, tapi pihak keluarga yaitu ibu korban keukeuh (bersikukuh) tidak mau jenazah dilakukan pemeriksaan,” ujarnya kemarin.

Pihak keluarga, terutama ibu korban, haul yakin jika korban yang mereka merupakan darah dagingnya. Hingga akhirnya dalam keadaan serba cepat, keluarga membawa jenazah.

“Biasanya kami periksa dulu gigi dan sebagainya, ini malah pihak keluarga korban menolaknya untuk diidentifikasi lebih lanjut,” kata dia.

Dan benar saja, dugaan itu meleset, setelah jasad korban dibuka untuk proses pemulasaraan mayat ternyata itu bukan jasad Reihan.

Akhirnya proses pemakaman pun tertunda beberapa jam, menunggu kedatangan jenazah Reihan sebenarnya yang merupakan korban asal Koja, Bandung tersebut.

 

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kunci Video Sebelum Kejadian

Ketua RT 02, Jalan Babakan Ciparay, Bandung Dede Suherman membenarkan terjadinya kekeliruan tersebut. Terlebih saat jenazah tiba di rumah duka Jalan Babakan Ciparay, Bandung, petugas Dinas Kesehatan Kecamatan Cikelet yang ikut dalam mobil ambulans, mendapat informasi mengenai penemuan mayat baru.

"Ada kejanggalan atau berbeda juga, kalau ini (jenazah yang dibawa) agak gemuk (gempal), sedangkan warga saya, badanya kecil,” papar dia.

Akhirnya setelah dilakukan identifikasi lanjutan termasuk dengan menghadirkan para saksi, mayat yang baru ditemukan beberapa jam setelahnya di Garut, adalah Reihan, warga Babakan Ciparay Kecamatan Bojong Loa Kaler Bandung.

Kondisi itu diperkuat, keterangan para saksi, yang merupakan rekan korban, memperlihatkan video terakhir sebelum kejadian tenggelam berlangsung.

Kepala Satuan Polisi Perairan dan Udara (Polairud) Polres Garut Iptu Adnan Muttaqin, mengakui adanya penemuan mayat dalam hari yang sama dari dua lokasi berbeda.

“Untuk mayat Jajang ditemukan di pantai Gunung Geder Kecamatan Cikelet atau sekitar 6 km dari TKP, sementara jenazah Rehan, ditemukan sebelah barat atau 1 km dari TKP,” ujar dia.

Ihwal tertukarnya jenazah para korban, ia menyatakan hal itu merupakan bentuk ketidaksabaran pihak keluarga terhadap upaya autopsi yang akan dilakukan petugas medis.

“Sebaiknya kan tunggu dulu secara pasti, sebelum akhirnya terjadi seperti itu (tertukar),” kata dia.

Akhirnya kondisi itu kembali normal, setelah pihak keluarga kedua korban memastikan terhadap jenazah yang mereka maksud, untuk sejurus kemudian dilakukan pemakaman di daerahnya masing-masing.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.