Sukses

Wow, Miniatur Moge dari Limbah PVC Asal Temanggung Tembus Amerika dan Israel

Hampir semua peminat karya miniatur moge ini dari mancanegara, seperti Amerika Serikat, Malaysia, dan Israel

Liputan6.com, Temanggung - Miniatur motor gede (moge) klasik yang dibuat dari limbah paralon (PVC) karya Bahrun Mustofa (40), warga Dusun Jurangsari, Desa Soropadan, Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung, diminati banyak konsumen dari mancanegara.

"Hampir semua peminat karya saya ini dari mancanegara, seperti Amerika Serikat, Malaysia, dan Israel," kata Bahrun di Temanggung, Jawa Tengah, Sabtu.

Ia menyebutkan karya ekonomi kreatif dari limbah PVC ini dijual dengan harga mulai dari Rp2,5 juta tergantung skala dan kerumitan pengerjaan miniatur moge.

"Pernah mendapat pesanan dari warga Amerika Serikat dengan harga Rp15 juta, dengan bagian-bagian miniatur moge tersebut bisa dilepas," katanya, dikutip Antara.

Bahrun menyampaikan penjualannya via daring, namun meskipun sudah lama tidak online tetapi ada saja konsumen yang memesan karyanya, mungkin dari teman-teman konsumen sendiri.

Menurut dia rata-rata pemesan mengirim gambar, kebanyakan yang dibuatkan miniatur itu moge mereka, kemudian skala miniatur terserah pemesan.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ragam Permintaan Konsumen

"Kebanyakan kalau permintaan dari Amerika Serikat dengan skala 1:6 sampai 1:10, tetapi kalau orang Malaysia skala 1:12," katanya.

Ia menuturkan awal mula membuat miniatur moge pada 2013 akhir, waktu itu masih menggunakan timah. Kemudian tahun 2015 awal beralih menggunakan bahan PVC

"Saya beralih membuat karya dari bahan timah ke PVC setelah dapat saran dari konsumen, yang merasa kasihan dengan saya dan keluarga saya akan bahaya radiasi dari timah," katanya.

Bahrun menyebutkan sebelum pandemi COVID-19, rata-rata setiap tahun bisa membuat karya miniatur moge sekitar 15-20 unit tergantung kerumitannya, namun pada masa pandemi tahun lalu hanya ada 8 pesanan.

Bahrun mengaku membuat miniatur moge ini belajar secara otodidak dan tidak mempunyai latar pendidikan seni maupun teknik mesin.

"Saya hanya lulusan SMA, saya membuat karya ini karena kepepet oleh keadaan harus mencukupi kebutuhan keluarga," katanya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.