Sukses

Doa Banten dan Jejak Kegagahan KRI Nanggala 402 di Selat Sunda

Netizen pun beramai-ramai mengajak dao bersama, untuk para awak kapal selam yang disebut sebagai Monster Laut nya Indonesia itu. Iti Octavia Jayabaya, Bupati Lebak sekaligus Ketua DPD Demokrat Banten juga turut serta mendoakan.

Liputan6.com, Lebak - Pencarian KRI Nanggala 402 terus dilakukan oleh tim gabungan dari Indonesia maupun negara sahabat lainnya. Sementara, life support berupa ketersediaan oksigen diperkirakan habis, Sabtu dini hari, 24 April 2021.

Netizen pun beramai-ramai mengajak doa bersama, untuk para awak kapal selam yang disebut sebagai Monster Laut-nya Indonesia itu. Iti Octavia Jayabaya, Bupati Lebak sekaligus Ketua DPD Demokrat Banten juga turut serta mendoakan.

"Sengaja kita kumpulkan beberapa orang, untuk menggelar doa bersama demi kelancaran dan kesuksesan pencarian tersebut," kata Iti Octavia Jayabaya, di rumahnya, Sabtu (24/04/2021).

Menurut Iti, seluruh awak KRI Nanggala 402 yang berjumlah 53 orang merupakan putra putri dan prajurit terbaik Indonesia. Kapal selam buatan Jerman tahun 1952 itu memiliki motto 'Tabah Hingga Akhir'.

KRI Nanggala 402 diserahkan ke Indonesia pada 06 Juli 1981 di galangan kapal howaldt-deuts-she-werke di Kota Kiel, Jerman. Karena kemampuannya yang kuat dan lebih tahan di bawah permukaan air, makanya diberi motto 'Tabah Sampai Akhir'.

Meski tua, kapal itu memiliki sensor yang mampu menangkap kehadiran kapal lawan, sebelum mereka mengetahuinya. Memiliki bobot 1.200 ton.

"Mereka adalah prajurit TNI AL terbaik yang dimiliki bangsa ini. Semoga pencarian berjalan lancar, sukses dan dimudahkan semuanya," ujarnya.

 

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jejak Kegagahan KRI Nanggala Di Selat Sunda

Sebelumnya diberitakan bahwa Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL), Laksamana TNI Yudi Margono mengumumkan Kapal KRI Nanggala tenggelam atau subsunk dikedalaman sekitar 850 meter, usai ditemukannya berbagai serpihan.

Adapun barang-barang yang dimaksud di antaranya pelurus tabung torpedo, pembungkus pipa pendingin, pelumas telespkop kapal selam, hingga alas beribadah yang biasa dipakai ABK. 

KRI Nanggal 402 yang hilang kontak di sekitar perairan Bali, pernah menunjukkan kegagahannya di Selat Sunda. Alat utama sistem pertahanan (alutsista) TNI AL itu sandar di dermaga Indah Kiyat, Kota Cilegon, Banten, untuk melakukan upacara penyematan brevet hiu kencana pada Sabtu, 06 September 2014, di akhir masa jabatan SBY-Boediono.

Kala itu, tiga menteri Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) jilid II, datang ke dermaga Indah Kiyat menggunakan helikopter milik TNI AL. Mereka disambut oleh Rano Karno, yang menjabat sebagai Wagub Banten.

Tiga menteri yang menerima brevet hiu kencana TNI AL yakni Mari Elka Pangestu (Kemenparekraf), Armida Salsiah Alisjahbana (kepala Bappenas), dan Chaerul Tanjung (Menko Perekonomian). Ketiganya ikut menyelam bersama KRI Nanggala 402 dikedalaman 40 meter.

Di dalam KRI Nanggala, ketiganya disematkan brevet hiu kencana, sebagai tanda pengangkatan warga kehormatan TNI AL.

"Diberikan hanya kepada Panglima Armada, Panglima TNI, Kapolri dan para menteri," kata Laksamana TNI Marsetio, Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) di Dermaga Indah Kiyat, Merak, Kota Cilegon (06/09/2014) kala itu.

3 dari 3 halaman

Upacara Penyematan Brevet Hiu Kencana Di Dalam KRI Nanggala 402

Sebelum penyematan brevet hiu kencana, peserta yang menggunakan pakaian khusus serba hitam itu mengikuti upacara bendera di dalam lambung KRI Nanggala. Kemudian mengikuti simulasi peperangan menggunakan kapal selam andalan TNI AL tersebut.

Berevet Hiu Kencana mempunyai arti pengakuan terhadap profesionalisme prajurit kapal selam, dalam taktik dan teknik peperangan bawah laut Selat Sunda.

Kala itu, TNI AL telah mengangerahkan warga kehormatan kapal selama kepada 135 pejabat negara yang di anggap telah berjasa, memberikan perhatian, dan perjuangannya maupun pengorbanan bagi kejayaan TNI-AL, terutama kemajuan dan pengembangan kapal selam sebagai salah satu alutsista.

"Menko Perekonomian membantu dengan anggaran, karena kita sedang membangun tiga buah kapal selam di Korea Selatan. Sedangkan Bappenas merencanakan tidak hanya membangun kapal selam, tapi juga kapal atas air. Menparekraf membantun mempromosikan pada saat kegiatan dewaruci," tegas Kasal kala itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.