Sukses

Potensi Luar Biasa Zakat dan Wakaf untuk Perekonomian

Berdasarkan Studi Pusat Kajian Strategis Laznas, potensi zakat nasional saat ini mencapai 233,8 triliun.

Liputan6.com, Jakarta - Sektor zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ziswaf) dapat menjadi solusi perekonomian terlebih di tengah pandemi Covid-19. Potensinya sangat besar. Namun sejauh ini realisasinya belum optimal.

“Jika dioptimalkan dengan baik akan memberikan dampak dalam upaya menyejahterakan masyarakat,” kata Irfan Syauqi Beik, dosen Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Departemen Ilmu Ekonomi Syariah, IPB University, pada awal April lalu.

Berdasarkan Studi Pusat Kajian Strategis Laznas, potensi zakat nasional saat ini mencapai 233,8 triliun. Namun, Irfan menyebut yang terealisasi baru sekitar 12 triliun. Sementara pembayaran zakat yang tidak melalui lembaga atau yang disalurkan langsung ke mustahik (penerima) mencapai 61 triliun.

“Jadi, sekarang tugas kita bagaimana potensi zakat itu bisa teralisasikan dengan baik,” kata Wakil Ketua Umum VI DPP Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) Indonesia ini.

Selain zakat, Irfan menyebutkan bahwa wakaf juga memiliki potensi yang besar, misalnya wakaf uang. Berdasarkan statistik resmi dari Badan Wakaf Indonesia per Desember 2020, potensi wakaf uang mencapai 180 triliun, Namun dalam kenyataannya wakaf uang baru bisa terealisasikan setengah persen dari nilai potensinya.

Irfan mengatakan potensi yang besar dengan realiasasi yang masih jauh dari potensinya perlu didorong agar sektor ziswaf bisa bangkit. Sebab, jika bisa direalisasikan akan memberikan dampak luar biasa.

“Bisa kita bayangkan kalau kita bisa memanfaatkan 233 triliun zakat dan kita bisa memanfaatkan 180 triliun wakaf uang,” ujarnya.

Dana itu bisa dikelola dengan amanah, profesional, dan dengan kompetensi pengelola yang baik, yang excellent. Maka ini akan menjadi sumber dana yang sangat besar dalam upaya kita untuk mengentaskan kemiskinan.

Menurut Sekretaris Eksekutif The World Zakat Forum ini, variasi model-model program penyaluran zakat maupun program pemberdayaan wakaf semakin efektif di dalam mengentaskan kemiskinan. Model-model itu yang dipraktikkan oleh institusi amil zakat maupun institusi nazir wakaf saat ini, tinggal skalanya diperbesar.

 

Saksikan Video Pilihan Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Zakat di Masa Pandemi

Dia mengatakan skala program itu bisa diperbesar ketika kemampuan mengumpulkan zakat dan wakaf ini diperbesar. Ketika potensi yang bisa direalisasikan itu semakin besar proporsinya, ini akan menjadi agenda kita semua.

“Kita bisa wujudkan dalam bentuk kegiatan tri dharma perguruan tinggi yang mengarah kepada penguatan sektor ziswaf ini,” kata dosen yang telah mengabadikan diri untuk fokus pada bidang ekonomi pembangunan syariah dan ekonomi keuangan sosial syariah ini.

Anggota Executive Council International Association for Islamic Economics ini menegaskan, sektor ziswaf perlu bangkit dan perlu dioptimalkan. Ziswaf memberikan manfaat besar dan memiliki peran yang sangat signifikan, termasuk di masa pandemi Covid-19.

Irfan menyebutkan sepanjang pandemi Covid-19 di tahun 2020 semua lembaga zakat sudah mennyalurkan sekitar 1 triliun yang menyasar 5 juta orang terdampak Covid-19.

“Peran institusi-institusi wakaf itu juga luar biasa. Rumah sakit wakaf sangat berperan di dalam penanganan kesehatan warga terdampak Covid-19,” kata Ketua Divisi Zakat, Ekonomi Pembangunan, dan Kebijakan Publik Syariah pada Departemen Ilmu Ekonomi Syariah ini

Misalnya, Irfan mencontohkan, Muhammadiyah memiliki 84 rumah sakit yang semuanya berbasis wakaf. Demikian pula Badan Wakaf Indonesia yang memiliki rumah sakit mata berbasis wakaf. Sejak beroperasi pada 2018, rumah sakit ini telah melayani lebih dari 50 ribu pasien duafa yang dibantu.

 

3 dari 3 halaman

Bukti Kita Ringan Berbagi

Dia melihat keberadaan zakat dan wakaf di masa pandemi Covid-19 sangat penting peranannya. Ia menyebut di tengah pandemi Covid-19 kesadaran masyarakat untuk berzakat dan berwakaf justru mengalami peningkatan.

Menurut dia, ini memberikan semangat dan optimisme bahwa sesungguhnya masyarakat Indonesia itu masyarakat yang baik dan senang berbagi. Buktinya di saat pandemi Covid-19 justru pengumpulan ziswaf secara nasional mengalami peningkatan yang signifikan.

Karena itu, kita harus terus meningkatkan kualitas pengelolaan. Terus melakukan edukasi, kampanye, dan sosialisasi kepada masyarakat.

“Terus mengembangkan model-model program ziswaf yang inovatif, efektif, dan high impact atau yang memiliki dampak besar dalam upaya kita meningkatkan dan menyejahterakan masyarakat,” tutur Irfan.

Pada awal April 2021, Irfan mendapatkan penghargaan Anugerah Kemandirian 2020 dari Lembaga Amil Zakat Nasional Yatim Mandiri. Dia meraih penghargaan di kategori Tokoh Pendukung Kebangkitan Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf (Ziswaf).

Muhamad Husni Tamami, Mahasiswa Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat IPB University, campus citizen journalist

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.