Sukses

Larangan Mudik, Tempat Wisata dan Kepulangan PMI Jadi Perhatian Khusus Pemprov Sumut

Peningkatan signifikan penyebaran Covid-19 menjelang libur Idul Fitri 2021 diwanti-wanti Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut). Kekhawatiran semakin meningkat karena saat ini dunia memasuki gelombang ketiga penyebaran Covid-19.

Liputan6.com, Medan Peningkatan signifikan penyebaran Covid-19 menjelang libur Idul Fitri 2021 diwanti-wanti Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut). Kekhawatiran semakin meningkat karena saat ini dunia memasuki gelombang ketiga penyebaran Covid-19.

Kasus Covid-19 di Sumut sendiri 2 bulan terakhir cukup datar, Februari rata-rata penambahan 131 kasus per hari, dan Maret 91. Bahkan 3 bulan sebelumnya berada di angka 80-an.

Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi mengatakan, tren positif ini perlu ditingkatkan dan dipertahankan selama Ramadan dan menjelang Idul Fitri. Masyarakat diminta untuk tidak mudik dan menjauhi kerumunan, terutama di tempat-tempat wisata.

Data Satgas Penanganan Covid-19, mobilitas penduduk Sumut meningkat signifikan ke taman dan tempat wisata pada libur panjang Februari 2020 hingga April 2021. Saat Idul Adha 2020, ada peningkatan mobilitas 20 persen, saat libur kemerdekaan 29 persen sampai 99 persen, Maulid Nabi 41 persen, Natal dan Tahun Baru 23 persen sampai 85 persen, Imlek 21 persen, dan Isra Mikraj 24 persen.

"Dengan larangan mudik, masyarakat mungkin akan beralih ketempat wisata. Kita harus mengantisipasi ini," kata Edy Rahmayadi, usai Rapat Koordinasi Penanganan Covid-19 dan Mitigasi Bencana Wilayah Sumut, di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman, Nomor 41, Kota Medan, Selasa (20/4/2021).

Selain mudik dan kerumunan di tempat wisata, kepulangan Pekerja Migran Indonesia (PMI) juga menjadi perhatian Pemprov Sumut. Sejak pandemi Covid-19, Sumut sebagai salah satu pintu masuk dari luar negeri terus kedatangan PMI, baik legal maupun ilegal.

Total dari 2 Januari hingga 18 April 2021 terdapat 9.983 Warga Negara Indonesia (WNI) dari luar negeri yang masuk ke Sumut. Jumlah ini diperkirakan akan meningkat jelang Idul Fitri.

"Kita segera membentuk tim yang terdiri dari semua instansi terkait. Karena ini butuh koordinasi kuat, termasuk bandara, pelabuhan, imigrasi, TNI, Polri dan lainnya. Kita betul-betul memfilter WNI yang masuk ke Sumut, isolasi selama lima hari untuk yang negatif tes PCR, yang positif kita rawat bila butuh perawatan," tegas Edy.

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan Video Menarik Berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

6 Mutasi Varian Covid-19

Kekhawatiran kedatangan WNI dari luar negeri meningkat karena saat ini penyebaran mutasi Covid-19 juga meningkat. Menurut keterangan Tim Pakar Satgas Penanganan Covid-19, dr Dwi Bur Aisyah, ada 6 varian yang terdeteksi di Indonesia, D6144G (1048 mutasi April 2020), Q677H (40 mutasi April 2020), L18F (56 mutasi September 2020), N439K (245 mutasi November 2020), N501Y (12 mutasi Jan 2021) dan E484K (2 mutasi Februari 2021).

"Berdasarkan data GISAID (Global Initiative on Sharing ALL Influenza Data) ada 6 mutasi varian yang ditemukan di Indonesia, dan ini bisa jadi bertambah dengan kedatangan orang dari luar negeri. Kita tidak ingin itu terjadi, karena semakin banyak variannya, tentu akan semakin sulit penanganannya," kata Dwi melalui telekonferensi.

3 dari 3 halaman

Mudik Bisa Berakibat Fatal

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang juga Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19, Doni Monardo, mengingatkan mudik ke kampung halaman bisa berakibat buruk kepada daerah-daerah yang masih berstatus zona hijau.

Di Sumut dari 12 April hingga 18 April 2021 tidak ada kabupaten/kota yang berstatus risiko tinggi, 10 kabupaten kota risiko sedang, 20 risiko rendah, 3 tanpa kasus, dan 0 yang tidak terdampak. Capaian ini menurut Doni tidak akan bertahan lama atau malah makin memburuk bila tingkat kepatuhan masyarakat rendah.

"Tahan kerinduan Anda kepada orang tua di kampung, bila Anda memaksakan mudik dan membawa Covid-19 ke kampung, itu bisa menjadi kisah tragis. Karena di kampung fasilitas kesehatan kemungkinan minim," tegas Doni.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.