Sukses

Siap-Siap, Warga di Wilayah Rawan Bencana Bakal Terima SMS Blast

SMS Blast berfungsi sebagai integrasi antara sistem informasi bencana yang dimiliki oleh Badan Geologi ke sistem penyampaian informasi bencana yang dibangun Kominfo.

Liputan6.com, Bandung - Dalam rangka penyebarluasan informasi kebencanaan, Badan Geologi Kementerian ESDM menggandeng Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) meluncurkan layanan pesan singkat massal atau SMS Blast melalui penyelenggara telekomunikasi dan lembaga penyiaran di Kawasan Rawan Bencana (KRB) Geologi.

Peluncuran tersebut ditandai dengan penandatanganan kerja sama antara Badan Geologi dengan Kominfo melalui Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika di Bandung, Jawa Barat, pada Senin (12/4/2021).

Kepala Badan Geologi Eko Budi Lelono mengatakan, SMS Blast berfungsi sebagai integrasi antara sistem informasi bencana yang dimiliki oleh Badan Geologi khususnya Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) ke sistem penyampaian informasi bencana yang dibangun Kominfo.

"SMS Blast ini sudah diuji coba sehari menjelang penandatanganan kerja sama ke telepon genggam masyarakat di KRB Geologi jika terjadi bencana sebagai peringatan dini," kata Eko.

Salah satu SMS Blast yang sudah diujicobakan ke masyarakat yaitu saat terjadinya erupsi Gunung Sinabung pada 10 April 2021 lalu.

Eko menuturkan, mengingat kondisi geografi Indonesia, di mana lokasi rawan bencana tersebar dan sebagian masih belum terjangkau oleh jaringan telekomunikasi yang memadai, maka masih terdapat kendala dalam penyebaran informasi.

"Program penyebarluasan informasi kebencanaan melalui penyelenggara telekomunikasi dan lembaga penyiaran di Kawasan Rawan Bencana adalah salah satu solusi untuk permasalahan tersebut," ujarnya.

Eko menyatakan komitmennya terhadap kualitas penyebaran informasi bencana geologi yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan melalui beragam kanal, baik itu aplikasi Magma Indonesia, PVMBG TV, media sosial dan yang terbaru berupa pesan pendek atau SMS.

"Hak memperoleh informasi merupakan hak asasi manusia, dan keterbukaan informasi publik merupakan salah satu ciri penyelenggaraan negara demokrasi yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat untuk mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik," ungkapnya.

Adanya kerja sama tersebut mendorong kedua belah pihak menyediakan data dan informasi kebencanaan di KRB Geologi, meliputi tingkat aktivitas dan erupsi gunung api, rekomendasi kejadian gerakan tanah, serta rekomendasi kejadian gempa bumi dan tsunami.

Eko menambahkan, perjanjian ini juga melingkupi pendampingan dan pengembangan sumber daya manusia terkait pemanfaatan perangkat penyebarluasan informasi kebencanaan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Internet Tak Selalu Dapat Diakses

Kepala PVMBG Andiani menyebutkan, PVMBG sebelumnya berhasil mengembangkan sistem informasi kebencanaan geologi berbasis internet yaitu MAGMA Indonesia. Sistem ini dapat diakses melalui website maupun aplikasi Android di mana isinya meliputi aneka informasi kebencanaan geologi termasuk gunung api, gerakan tanah, gempa bumi, dan tsunami.

"Kami menyadari bahwa tidak ada inovasi yang sempurna. Satu hal yang menjadi catatan kami adalah bahwa MAGMA Indonesia yang memerlukan koneksi internet tidak selalu dapat diakses dengan mudah di kawasan rawan bencana," kata Andiani.

Berangkat dari hal itu, inovasi baru dikembangkan melalui kerja sama di antara Kementerian ESDM dan Kominfo yaitu sistem notifikasi bahaya geologi melalui SMS secara massal bagi masyarakat yang berada di KRB atau singkatnya disebut SMS Blast.

"Notifikasi ini merupakan salah satu upaya kami dalam memberikan peringatan dini kepada masyarakat yang tinggal di daerah kawasan rawan bencana sekaligus penguatan kapasitas masyarakat untuk selalu siap siaga dalam menghadapi potensi bencana," tutur Andiani.

Dalam melakukan pengembangan notifikasi informasi kebencanaan geologi ini, PVMBG dan Kominfo telah melakukan beberapa kali koordinasi dan uji coba untuk memastikan sistem notifikasi berjalan lancar. Sebetulnya inisiatif pengembangan sistem ini telah dimulai beberapa tahun lalu.

Terkait informasi apa saja yang dibutuhkan oleh Kominfo dan informasi apa saja yang dapat diberikan oleh PVMBG meliputi dua hal.

Terkait pelaksanaan kerja sama ini, notifikasi erupsi gunungapi akan diimplementasikan di tahap yang pertama. Setelah itu, informasi lain seperti peningkatan status tingkat aktivitas gunungapi, rekomendasi bahaya gerakan tanah, gempa bumi dan tsunami akan menyusul kemudian.

"Kami berharap agar pelaksanaan kerja sama ini dapat berlangsung baik ke depannya dan dapat berkontribusi secara signifikan dalam upaya kita bersama melakukan mitigasi bencana geologi," kata Andiani.

 

3 dari 3 halaman

Momen yang Tepat

Sementara itu, Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kominfo Ahmad M. Ramli mengatakan, momen peluncuran SMS Blast ini sangat tepat untuk segera diimplementasikan, mengingat saat ini beberapa gunung api menunjukkan aktivitasnya.

Ahmad mengatakan, koordinasi telah dilakukan Kominfo sejak Desember 2020 dan saat ini secara teknis telah terhubung dengan Sistem SMS Operator Seluler di antaranya Telkomsel, Indosat, XL, dan Hutchison 3.

Selain menyampaikan Informasi Bencana melalui SMS Blast, Ahmad menyatakan perlu pengembangan metode penyampaian informasi lain seperti melalui penyiaran televisi.

"Berdasarkan UU 11/2020 tentang Cipta Kerja telah ditargetkan ASO (Analig Switched Off) Migrasi Sistem Penyiaran Televisi Analog ke Digital selambatnya November 2022. Dengan Sistem TV Analog, Gambar TV akan terlihat lebih jernih dan akan menghemat pita frekuensi yang dapat digunakan untuk keperluan lain seperti frekuensi khusus kebencanaan," katanya.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.