Sukses

Kilau 'Si Hijau' Jeruk Purut Garut yang Kaya Manfaat

'Si hijau' jeruk purut menyimpan segudang potensi yang bisa diolah menjadi ragam produk untuk dunia kesehatan dan kecantikan, terutama minyak atsiri sebagai bahan dasar minyak wangi dan produk lainnya.

Liputan6.com, Garut - Bagi masyarakat Garut, Jawa Barat, berbicara jeruk purut (Citrus hystrix) memang masih terdengar asing. Rasanya yang asam pekat di lidah, kebaradaannya juga masih terbilang sebagai tanaman liar pertanian di kota Intan.

Namun, tak disangka 'si hijau' jeruk purut menyimpan segudang potensi yang bisa diolah menjadi ragam produk untuk dunia kesehatan dan kecantikan, terutama minyak atsiri sebagai bahan dasar minyak wangi dan produk lainnya.

Ketua Paguyuban Petani Jeruk Purut Pucuk 8 Garut Yuyu Karyudin Yunantara, (69) mengatakan, kilau jeruk purut menjadi bahan dasar atau bibit olahan untuk dunia kesehatan, baru ditemukan dalam dua tahun terakhir.

Saat itu, seorang pensiunan lembaga sertifikasi nasional pelat merah, berhasil menemukan formula minyak atsiri berbahan jeruk purut dengan kualitas mumpuni.

"Produk kami sangat cocok menjadi bahan dasar parfum kelas premium," kata dia, Minggu (28/3/2021).

Awalnya, produk buah jeruk purut sisa ekspor banyak dibuang atau dibiarkan membusuk untuk menjadi pupuk organik. Namun, kini telah berubah seiring ditemukannya formula minyak atsiri tersebut.

"Dulu bahkan sengaja dibuang ke sungai karena kami belum tahu diolah menjadi apa," kata dia.

Namun perlahan tapi pasti, formula minyak atsiri jeruk purut mulai tercium kalangan industri kesehatan dan kecantikan sebagai bahan dasar minyak wangi.

"Menjual dalam kapasitas besar belum sebab masih terbentur produksi," kata dia.

Kini setelah diolah secara langsung oleh anggota kelompok paguyuban, beberapa produk alami seperti sabun cuci piring, sabun mandi, sabun kecantikan, sampo, hand santizer, pembersih lantai, hingga parfum berhasil dibentuk dari bahan dasar minyak atsiri jeruk purut tersebut.

“Wangi jeruk purut terbilang pekat, sehingga bagus untuk menjadi ragi (bahan baku),” kata dia.

Yuyu menyatakan, selain cocok untuk industri kesehatan, susunan senyawa kimia minyak atsiri jeruk purut asal Garut, diketahui menyerupai minyak atsiri Bergamot Italia yang biasa digunakan sebagai bahan dasar industri parfum dunia.

“Informasinya harga minyak atsiri jeruk purut di pasaran dunia mulai dijual Rp 550 ribu hingga Rp 2 juta per liter tergantung kualitas,” ungkap dia.

Saat ini proses penyulingan minyak atsiri jeruk perut asal Garut masih dilakukan secara sederhana. Dari 50 kilogram (kg) bahan jeruk purut, baru menghasilkan sekitar 0.5 liter minyak atsiri.

“Randemen minyak atsiri jeruk purut kami terbilang bagus untuk industri minyak wangi,” ujarnya.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kelebihan Minyak Atsiri Jeruk Purut

Beberapa kelebihan minyak atsiri jeruk purut asal Garut, yakni warna lebih mengilap bening kehijau-hijauan dibanding bergamot yang agak kuning.

Kemudian, aroma minyak atsiri jeruk purut lebih pekat atau tajam serta harga minyak atsiri jeruk purut asal Garut lebih murah, dibanding minyak atsiri asal negeri spageti Itali tersebut.

"Sudah ada empat eksportir meminta namun belum kami sanggupi sebab belum mampu berproduksi banyak," kata dia.

Selain produksi yang terbilang minim, dukungan peralatan serta laboratorium juga belum memadai, sehingga belum menghasilkan produksi yang terbilang konsisten.

"Sebenarnya tinggal duduk bersama antara dinas pertanian Garut, kemudian provinsi Jawa Barat termasuk balai penelitian Kementan untuk merancang pengembangan minyak atsiri jeruk purut ini," pinta dia.

Melihat terbukanya pasar yang begitu potensial, Yuyuk berharap Garut bisa menjadi pusat jeruk purut pucuk 8, di samping manisnya jeruk Garut.

"Sebenarnya ada juga (jeruk purut) di Tulungagung (Jawa Timur), namun Garut memiliki potensi besar menjadi sentra jeruk purut di Indonesia," kata dia.

Dengan jumlah potensi tanam saat ini yang sudah mencapai 20 ribu pohon, Yuyu berharap produksi jeruk purut Garut bisa mencapai angka 3-4 ton per bulan pada akhir 2022 mendatang.

"Minimal permintaan ekspor 7 ton per bulan kami mulai bisa sanggupi setengahnya," ujarnya berseloroh dengan gembira.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.