Sukses

Waspada, Cuaca Ekstrem Masih Berpotensi Terjadi di Sejumlah Daerah

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) memperkirakan cuaca esktrem masih berpotensi terjadi di sejumlah daerah.

Liputan6.com, Bandung - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) memperkirakan pada Maret 2021, cuaca eksrem diprediksi masih berpotensi terjadi. Bentuk cuaca ekstrem itu berupa peningkatan curah hujan di sebagian besar di wilayah Indonesia.

Ketua Tim Variabilitas Iklim dan Awal Musim (TIVIAM) Pusat Sains dan Teknologi Atmosfer (PSTA) LAPAN, Erma Yulihastin mengatakan, pemicu cuaca ekstrem itu adalah gangguan fenomena meteorologi ukuran pola cuaca yang terjadi pada periode satu hari sampai satu minggu (skala sinoptik). Erma mengatakan, gangguan sinoptik ini adalah adanya dua vortex (pola angin yang naik menyerupai siklon) di wilayah utara Indonesia.

"Yaitu pembentukan vortex Borneo dan vortex Laut Banda," katanya, Senin (15/3/2021).

Jadi ada dua vortex di wilayah utara (Indonesia) dan ini meningkatkan hujan dan mempengaruhi peningkatan hujan di Kalimantan, Sulawesi dan Papua. Kemudian di selatan Indonesia, di Jawa dan di Sumatera bagian selatan, ada juga vortex di Samudera Hindia, yang kemungkinan akan berubah tumbuh menjadi depresi tropis dan menjadi siklon tropis.

Erma menambahkan, keberadaan vortex di Samudera Hindia ini berakibat mempengaruhi konvergensi dan meningkatkan curah hujan di wilayah jalur selatan Indonesia. Dimulai dari wilayah Sumatera bagian selatan, Jawa, Bali, Lombok dan seterusnya.

Erma menerangkan kemungkinan besar perubahan cuaca ini yang memengaruhi peningkatan hujan dan membangkitkan cuaca ekstrem di Indonesia. Alasannya perubahan cuaca ini memicu sumbu arus angin pasat di daerah tropis yang memisahkan pasat timur laut dari pasat tenggara ganda (ITCZ).

"Seharusnya sekarang ini konvergensi yang terjadi di wilayah Indonesia itu, di jalur equator atau bergeser ke utara begitu. Tapi kenapa masih ada di selatan? Ya karena ada gangguan skala sinoptik tadi, berkaitan dengan adanya vortex dan depresi tropis yang ada di selatan," kata Erma.

Erma menambahkan sedangkan angin kencang dan gelombang laut yang tinggi kemungkinan besar terjadi di Laut Jawa dan perairan selatan Jawa pada bulan Maret 2021. Sementara pada bulan Juni dan Juli 2021, hal serupa terjadi di perairan selatan Jawa, Laut Arafura dan Laut Banda.

Erma menyebutkan sebelumnya. intensitas hujan mengalami peningkatan selama bulan Februari 2021. Seiring dengan pertumbuhan awan konvektif yang terjadi secara merata di wilayah Indonesia.

"Variabilitas hujan menunjukkan hujan maksimum terkonsentrasi di bagian timur yaitu di Papua dan sekitarnya dan bagian barat Indonesia yaitu Jawa dan sekitarnya," ucap Erma.

 

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Musim Hujan hingga Mei 2021

Selain itu sebut Erma, dinamika pada dasarian III Februari menunjukkan La Niña yang cenderung menguat (-0,8 menuju -1oC), bersamaan dengan aktivitas Cross Equatorial Northerly Surge (CENS), Cold Tongue (CT), dan perambatan uap air dari timur ke barat yang berasosiasi dengan pergerakan siklon tropis dari selatan Nusa Tenggara menuju selatan Jawa.

Kondisi global dan regional ini ucap Erma, telah memberikan lingkungan yang mendukung untuk terjadinya hujan ekstrem sebelumnya pada 20 Februari di kawasan Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi (Jadetabek) hingga mencapai intensitas 226 mm/hari.

"Hujan ekstrem tersebut berdampak bencana banjir yang meluas di kawasan tersebut," jelas Erma.

LAPAN menyatakan musim hujan di wilayah Indonesia kemungkinan besar masih berlangsung sampai bulan Mei 2021.

Berdasarkan model prediksi system 5 ECMWF menunjukkan probabilitas prediksi hujan dengan intensitas lebih dari 5 mm/hari yang merupakan ekuivalen dari akumulasi curah hujan dasarian 50 mm, dari bulan Maret sampai dengan Agustus 2021 dengan kondisi inisial pada tanggal 1 Februari 2021.

"Tampak bahwa probabilitas musim hujan untuk seluruh wilayah Indonesia masih berlangsung sampai bulan April 2021," tutur Erma.

Erma menjelaskan Nusa Tenggara kemungkinan mengalami peralihan ke musim kemarau pada Mei 2021. Sedangkan Jawa dan sebagian Sumatera pada Juni 2021.

Musim kemarau terlihat kemungkinan sudah merata dari Nusa Tenggara sampai Sumatra dan mulai menjalar ke sebagian wilayah Papua pada bulan Juli 2021.

"Musim kemarau terlihat merata di bagian selatan wilayah Indonesia pada bulan Agustus 2021," tukas Erma. (Arie Nugraha)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.