Sukses

Dampak Covid-19 untuk Siswa SMA di Gorontalo, Pergaulan Bebas hingga Menikah Dini

Pandemi Covid-19 yang terus menghantam tanah air, dunia pendidikan pun tak luput dari imbasnya. Akibatnya banyak siswa yang memilih berhenti sekolah dengan ragam alasan.

Liputan6.com, Gorontalo Pandemi Covid-19 yang terus menghantam nyaris semua sektor. Dunia pendidikan pun tak luput dari dampaknya. Banyak siswa yang memilih berhenti sekolah dengan ragam alasan.

Khususnya di Provinsi Gorontalo, dari awal pandemi hingga saat ini, tercatat ada sekitar 500 orang siswa Sekolah Menengah Atas yang terdiri dari SMA/SMK atau sederajat itu berhenti sekolah.

"Dari total 50.831 siswa SMA sederajat, yang putus sekolah selama pandemi ada sekitar 500 orang," kata Kepala Dinas Dikbudpora Provinsi Gorontalo, Wahyudin Katili.

Menurutnya, siswa ini memilih berhenti sekolah dengan ragam alasan. Mulai dari masalah karena impitan ekonomi, orang tua berpisah, pergaulan bebas hingga ada siswa yang memilih menikah lantaran jenuh belajar di rumah.

“Paling berdampak itu masalah ekonomi, mereka tidak mau sekolah lagi karena bekerja membantu orang tua,” ujarnya.

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Gorontalo Tertinggi

Selain itu, kata Wahyudin, bahwa memang menurut persentase bisa jadi angka siswa putus sekolah di Gorontalo berada di peringkat atas. Namun itu hanya karena jumlah siswa dan penduduk Gorontalo yang sedikit.

"Tapi jika bicara jumlah, daerah lain jauh lebih besar. Nah, meski begitu,  kami akan lakukan evaluasi dan melakukan pemantauan ketat terhadap siswa yang belajar di rumah," ungkapnya.

"Saya sudah rapat bersama pihak kepala-kepala sekolah untuk mengefektifkan pola pemantauan aktivitas belajar siswa," tuturnya

Ia berharap, kepada orang tua siswa harus menjaga komunikasi dengan anak kita dirumah selama proses belajar daring ini. Kita harus menjaga dan membimbing mereka jangan sampai bosan dirumah.

“Jangan hanya guru saja yang bisa membimbing, masa pandemi seperti ini juga orang tua siswa harus mampu mengatur dan memantau anak sendiri," ia menandaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.