Sukses

Hilang di Sungai, Marlena Ditemukan Tinggal Potongan Pinggang ke Kaki

Marlena, warga pinggiran Sungai Batang Gansal, Kabupaten Indragiri Hulu, dilaporkan menghilang. Saat ditemukan, dirinya telah tewas mengenaskan.

Liputan6.com, Pekanbaru - Warga pinggiran Sungai Batang Gansal, Kabupaten Indragiri Hulu, dilaporkan menghilang setelah beraktivitas di perairan itu. Beberapa jam setelah dilakukan pencarian, warga bersama polisi menemukan jasadnya.

Kondisinya mengenaskan, karena hanya tinggal potongan pinggang sampai kaki. Hasil pemeriksaan pihak berwenang, korban Marlena Lahagu itu meninggal karena serangan buaya.

Kepala Bidang I Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau, Andre Hansen Siregar mengatakan, pada bagian tubuh yang ditemukan ada bekas gigitan buaya. Pihak keluarga sudah menerima kejadian ini dan memakamkan korban usai ditemukan.

"Pihak keluarga menolak melakukan visum, sudah ditawarkan petugas," kata Andre, Jum'at siang, 5 Maret 2021.

Andre menjelaskan, Polsek setempat menerima laporan korban menghilang pada 2 Maret 2021. Pada siangnya, polisi bersama warga menyisir Sungai Batang Gangsal untuk mencari korban tapi belum membuahkan hasil.

Menjelang Magrib, pencarian dihentikan kemudian dilanjutkan pada malam harinya. Menjelang tengah malam, warga menemukan potongan pinggang manusia untuk kemudian dievakuasi.

"Pihak keluarga meyakini itu adalah korban, kemudian membawa ke rumah duka setelah potongan tubuh itu diperiksa medis," kata Andre.

 

 

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Mitigasi Konflik

Andre menyebut tim BBKSDA Riau sudah melakukan mitigasi konflik manusia dengan buaya di daerah tersebut. Warga diminta untuk membatasi aktivitas di sungai.

Andre mengatakan, sungai memang habitat buaya dan di lokasi sudah beberapa kali terjadi konflik. Sungai itu didiami buaya katak atau muara dengan bahasa latin crocodylus porosus.

"Sungai itu masih satu aliran dengan Sungai Indragiri, buaya katak memang sering berkonflik dengan manusia," jelas Andre.

Sejauh ini, petugas hanya bisa menghimbau pembatasan aktivitas karena evakuasi tidak mungkin dilakukan. Evakuasi sama saja upaya memindahkan buaya dari tempat tinggalnya.

"Mau dievakuasi kemana karena sungai memang habitatnya, tapi kalau ditangkap oleh warga mau tidak mau dipindahkan ke lokasi lain," imbuh Andre.

Andre mengimbau masyarakat sekitar tidak menangkap buaya di sungai itu. Selain mengancam keberadaan buaya, penangkapan juga membahayakan nyawa manusia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.