Sukses

Menepis Dampak Bencana Berulang di Zona 1 Banyumas

Di Sumpiuh, Banyumas ada sejumlah desa rawan bencana banjir. Daerah retensi banjir meliputi Desa Selandaka, Nusadadi, Karang Gedang, Kemiri, Kuntili, dan sebagian Desa Sumpiuh. Adapun daerah rawan longsor yakni Desa Bogangin, Desa Selanegara dan Desa Banjarpanepen.

Liputan6.com, Banyumas - Enam organisasi kemanusiaan dan kebencanaan melakukan latihan gabungan penanganan bencana di Sumpiuh, Banyumas, Jawa Tengah. Sumpiuh, adalah salah satu kecamatan dengan risiko bencana alam tertinggi di Banyumas.

Keenam organisasi tersebut yakni Serayu Rescue, SAR MDMC sumpiuh, SAR MTA, SAR Kokam, SAR Humanity, dan SAR Pramuka Peduli. Mereka melakukan latihan bersama di Sumpiuh, yang merupakan zona 1 daerah rawan bencana banjir dan longsor.

"Guna pemantapan dan kebersamaan mengadakan latihan bersama langsung di Zona 1 yang merupakan daerah rawan bencana banjir dan longsor,” kata pembina Relawan Gabungan Zona 1, Eddy Wahono.

Dia menjelaskan, di Sumpiuh, Banyumas ada sejumlah desa rawan bencana banjir. Daerah retensi banjir meliputi Desa Selandaka, Nusadadi, Karang Gedang, Kemiri, Kuntili, dan sebagian Desa Sumpiuh. Adapun daerah rawan longsor yakni Desa Bogangin, Desa Selanegara dan Desa Banjarpanepen.

“Peserta sebanyak 82 personil, dibagi menjadi 4 kelompok. 2 Kelompok berlatih simulasi di daerah rawan longsor. 2 Kelompok berlatih didaerah rawan banjir,” ujarnya.

Menurut dia, daerah kebencanaan zona 1 sudah terpetakan sehingga penanganan kebencanaan lebih terintegrasi. Pembagian tugas masing masing kelompok harus jelas sehingga semua daerah bencana zona 1 bisa terlayani dengan baik.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Rusaknya Daerah Resapan Air

Camat Sumpiuh Akhmad Suryanto berharap tim relawan solid dan hati-hati dalam menjalankan tugasnya. Perlunya pemahaman penerapan manajemen kebencanaan, meliputi prabencana, Saat tanggap darurat, dan pascabencana.

Sementara, Kasi Pencegahan BPBD Kabupaten Banyumas, Henry mengatakan peran relawan sangat membantu tugas dinas dalam penanganan kebencanaan. Diharapkan keterpaduan serta koodinasi dari perwakilan relawan semakin harmonis.

Eddy Wahono mengemukakan, bencana banjir berulang yang terjadi di wilayah Sumpiuh, Banyumas terjadi akibat rusaknya daerah resapan air atau catchment area di wilayah hulu. Selain itu, sebagian desa di wilayah Sumpiuh, Banyumas merupakan wilayah di bawah permukaan air laut.

Pembina Pembina Relawan gabungan Zona 1, Eddy Wahono mengatakan rusaknya daerah tangkapan air akibat alih fungsi lahan. Kondisi ini menyebabkan laju sedimentasi di kawasan hilir semakin tinggi.

Wilayah Kecamatan Sumpiuh adalah salah satu daerah rawan bencana di Kab Banyumas. Daerah retensi banjir meliputi Desa Selandaka, Nusadadi, Karang Gedang, Kemiri, Kuntili, dan sebagian Desa Sumpiuh.

“Dan juga karena laju endapan akibat banjir yang membawa lumpur sangatlah tinggi,” katanya.

Dia menjelaskan, lantaran posisinya yang berada di bawah permukaan air laut, atau hanya beberapa meter di atas permukaan air laut, saat debit air sungai naik maka akan menggenang. Kondisi ini bisa lebih parah saat debit air hulu naik bersamaan dengan pasang air laut.

“Beberapa daerah terdeteksi lebih rendah dari permukaan air laut. Sehingga pada waktu curah hujan tinggi Sungai Reja, Angin dan Sungai Gatel tidak bisa mengalirkan air ke laut bahkan terjadi air balik (back water) yang akan menggenangi daerah daerah tersebut,” ujarnya.

Selain banjir, sebagian wilayah Sumpiuh Banyumas juga rawan longsor. Penyababnya adalah kemiringan tebing yang terjal dan kurangnya vegetasi tanaman berakar kuat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.