Sukses

Selain Covid-19, Waspada Wabah Penyakit Ini pada Musim Kemarau di Sumbar

Musim kemarau melanda Sumbar satu bulan terakhir.

Liputan6.com, Padang - Sebagian wilayah Sumatera Barat dilanda cuaca panas terik dan minim peluang hujan sekitar satu bulan terakhir. Kondisi ini berpotensi menimbulkan penyakit seperti diare.

Bahkan di Kota Padang, sejumlah wilayah di Kecamatan Padang Selatan, warga kesulitan air bersih dan harus disuplai oleh BPBD.

Kepala Dinas Kesehatan Sumbar, Arry Yuswandi mengatakan masyarakat yang daerahnya terdampak kekeringan, perlu mewaspadai penyakit diare.

"Ketersediaan air bersih dan juga debu adalah salah satu penyebab penyakit tersebut," katanya, Sabtu (20/2/2021).

Selain itu, juga adanya binatang-binatang yang berkembang biak lebih banyak, misalnya lalat yang menjadi pengantar berbagai penyakit.

Namun hingga saat ini, pihaknya belum menerima laporan adanya masyarakat yang terserang penyakit diare secara massal, akibat kekeringan di musim kemarau ini. 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Antisipasi Diare

Guna mengantisipasi serangan penyakit diare terhadap masyarakat, Arry meminta seluruh puskesmas yang ada di seluruh daerah, agar tetap memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat.

"Jangan lengah saat kondisi cuaca seperti ini, tetap maksimalkan pelayanan," ujarnya.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Minangkabau, menganalisis kondisi cuaca saat ini di sebagian besar daerah Sumbar dipengaruhi oleh adanya pola angin monsun Asia.

Selain adanya pola angin monsun Asia, kondisi cuaca panas di Sumbar juga disebabkan oleh sistem tekanan rendah di bagian selatan Indonesia dan perairan Hindia.

"Jadi pola angin monsun dari Asia ini menyebabkan massa udara basah yang seharusnya terdapat di wilayah Sumbar, bergerak ke arah tenggara-selatan Indonesia," kata Kepala Seksi dan Observasi BMKG Minangkabau, Yudha Nugraha.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.