Sukses

Siaga Bencana Melalui Pos Ronda di Garut

Sebagai salah satu daerah etalase bencana alam di Jawa Barat, seluruh kecamatan di Garut dituntut waspada terjadinya bencana alam.

Liputan6.com, Garut - Meningkatnya ancaman musibah bencana alam di Garut, Jawa Barat membuat pemerintah waspada. Pemerintah Daerah (Pemda) Garut meminta masyarakat kembali mengaktifkan pos ronda di tiap kampung.

“Pos Ronda itu penting terutama dalam memberikan informasi awal terjadinya bencana,” ujar Wakil Bupati Garut Helmi Budiman di sela-sela peninjaun lapangan area terdampak longsor di Kampung Cipager, Desa Karya Mekar Kecamatan Cilawu, Garut, Ahad (14/2/2021).

Menurutnya datangnya musibah bencana alam sulit diprediksi dan dihindari, sehingga dibutuhkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan masyarakat terhadap ancaman bencana tersebut.

“Seperti di Singajaya, awalnya rumahnya masih kokoh besoknya ambruk kan tidak tahu,” ujarnya.

Sebagai salah satu daerah etalase bencana di Jawa Barat, setiap daerah terutama dengan kondisi alam curam, dituntut waspada datangnya bencana alam.

“Memang sulit diprediksi, seperti longsor di Singajaya, atau atau banjir bandang Dangiang, Banjarwangi, kok bisa banjir bandang di sana,” ujarnya.

Selain itu, informasi cepat yang disampaikan warga yang tengah melaksanakan ronda malam, diharapkan mampu memberikan mitigasi awal saat musibah bencana alam menerjang.

“Dan tentu pula kita jangan lupa berdoa,” ujar Helmi mengingatkan.

Di tengah masa pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, Helmi mengingatkan agar warga tetap mematuhi protokol kesehatan (Prokes) pencegahan Covid-19.

“Ini penting apalagi para korban dievakuasi di satu lokasi,” kata dia.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Siapkan Lahan Relokasi

Dalam kesempatan itu, Helmi menyiapkan lokasi baru untuk merelokasi warga terdampak longsor di Kampung Cipager, Desa Karyamekar Kecamatan Cilawu. Di sana sebanyak puluhan warga akhirnya dievakuasi di madrasah milik warga.

Sebelumnya hujan yang turun Jumat lalu, menyebabkan terjadinya longsoran besar di wilayah itu. Akibatnya sebanyak 106 warga dari 51 Kepala Keluarga (KK) langsung dievakuasi.

Selain itu, sebanyak dari 50 rumah, termasuk sembilan rumah di antaranya, cukup berbahaya dan mengancam warga. Beruntung dalam musibah itu tidak menimbulkan korban jiwa.

Untuk memindahkan warga, Pemda Garut tengah menyiapkan pembangunan rumah baru yang diperuntukan bagi warga terdampak.

“Tentu tanahnya milik desa, nanti kita tinjau apakah tempatnya aman atau tidak,” ujar dia.

Lembaganya meminta warga untuk sementara waktu menggunakan area madrasah dan tempat evakuasi yang lebih aman, sambil menunggu survei lokasi yang aman bagi pembangunan rumah, selama masa tanggap darurat berlangsung.

“Mohon bersabar dulu kami tengah upayakan seluruhnya,” pinta dia.

Sebelumnya, akibat hujan deras mulai pukul 17.00 hingga 20.00 WIB, mengakibatkan tebing sepanjang 500 meter dengan ketinggian 50 meter ambrol. Puluhan rumah warga di dua Rukun Warga terancam.

Selain itu, akibat longsor tersebut lahan pertanian seluas 10 hektar milik warga, ikut tertutup material longsor.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.