Sukses

Potret Kehangatan Warga Cirebon Rayakan Imlek di Tengah Pandemi Covid-19

Berkumpul sambil makan bersama merupakan salah satu tradisi Tionghoa dalam perayaan Imlek.

Liputan6.com, Cirebon - Perasaan senang dirasakan Thio Angbeng dalam perayaan Imlek tahun ini. Warga Gambirlaya, Kecamatan Lemahwungkuk, Kota Cirebon merasa bersyukur masih bisa menikmati suasana keakraban bersama warga lain saat Imlek, meski dalam situasi pandemi Covid-19.

Warga Tionghoa dan masyarakat Cirebon lainnya berkumpul untuk makan bersama di Kedai Ciprek. Nuansa keberagaman dan kehangatan perayaan tahun baru Imlek di Cirebon terasa kental.

"Sejak pandemi covid-19 semua serba dibatasi walaupun belum bisa kumpul dengan keluarga khususnya yang jauh tapi masih bisa merasakan kumpul bersama warga lain di Cirebon sudah senang," kata Angbeng di sela menikmati makan bersama warga Tionghoa dan masyarakat umum di Kedai Ciprek Cirebon, Kamis (11/2/2021).

Aktivitas sehari-hari Angbeng adalah penjual kue basah keliling. Kue basah buatannya itu dititipkan kewarung hingga lapak di pasar tradisional.

Selama pandemi Covid-19, produksi kue basah buatannya menurun hingga 30 persen. Jika sebelum pandemi biasa membuat 700 kue, saat pandemi hanya 600 kue dibuat untuk dijual ke wilayah Cirebon.

"Ada tiga jenis kue yang saya jual ya seperti jajanan pasar pada umumnya saja," katanya.

 

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Saksikan video pilihan berikut ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Menu Imlek

Pada perayaan Imlek tahun 2021, Angbeng mengaku terus berdoa agar Covid-19 segera berakhir.

"Agar saya dan masyarakat lain bisa kumpul keluarga lagi tanpa rasa khawatir. Sejauh ini komunikasi lewat ponsel dan itu kurang efektif apalagi sedang merayakan Imlek," kata dia.

Pengelola Ciprek Cirebon, Sucipto Chandra mengaku ide makan bersama di tengah suasana Imlek tersebut bagian dari tradisi.

Umumnya, warga Tionghoa selalu berkumpul dan makan bersama keluarga pada menjelang malam pergantian tahun baru Cina.

"Menu nya juga sesuai dengan tradisi saat Imlek. Setiap menu punya makna dan doa serta harapan," kata Sucipto.

Seperti rebung yang bermakna doa dan harapan agar kehidupan lebih baik. Kemudian ikan bermakna agar selalu mendapat rezeki lebih dari hasil usaha yang dikelola.

Selain itu, dodol China berbentuk bulat yang memiliki makna persatuan, hubungan harmonis dan keberagaman.

"Da kue lapis legit dimaknai dengan rejeki yang berlapis. Semua itu kami sediakan tidak hanya kepada warga Tionghoa saja tapi masyarakat umum yang datang atau kami undang ke tempat ini gratis," kata dia.

Secara umum, doa dan harapan warga Tionghoa Cirebon pada perayaan Imlek adalah semangat baru.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.