Sukses

BMKG Ungkap Penyebab Suhu Dingin di Bandung dan Jabar

Berdasarkan pantauan alat pengukur suhu udara di pos pemantauan cuaca di Lembang, tercatat suhu udara terendah atau terdingin terjadi pada pagi tanggal 29 Januari 2021, 17,6 derajat Celsius.

Liputan6.com, Bandung - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Bandung menjelaskan suhu dingin yang terjadi beberapa hari terakhir di Wilayah Bandung Raya. Kini suhu dingin ini masih berlangsung.

Menurut Kepala BMKG Stasiun Geofisika Bandung Teguh Rahayu, berdasarkan pantauan alat pengukur suhu udara di pos pemantauan cuaca di Lembang, tercatat suhu udara terendah terjadi pada pagi tanggal 29 Januari 2021, 17,6 derajat Celsius.

"Dalam beberapa hari kebelakang suhu udara minimum di wilayah Lembang tercatat kisaran 17,1 - 17,8 derajat Celsius. Sedangkan pantauan suhu udara di Stasiun Geofisika Bandung, Sukajadi, tadi pagi terpantau atau teramati 20,7 derajat Celsius," ujar Teguh Rahayu kepada Liputan6.com, Bandung, Jumat, 29 Januari 2021.

Teguh menerangkan kondisi cuaca saat ini di wilayah Bandung Raya secara umum diprediksi berawan dengan potensi hujan ringan hingga sedang yang disertai angin kencang. Berdasarkan faktor regional dari kondisi kelembaban udara yang cukup tinggi berpotensi untuk pembentukan awan awan konvektif yang menyebabkan hujan.

Saat ini, lanjut Teguh, faktor dalam skala regional berupa adanya daerah tekanan udara rendah di sebelah utara Australia bagian Barat dan sebelah timur Queensland Australia ikut memengaruhi kondisi angin dalam beberapa hari kedepan di sekitar wilayah Jawa Barat dan menimbulkan kecepatan yang relatif kencang berkisar antara 27-45 kilometer per jam.

"Dari kondisi kelembaban yang cukup tinggi dan angin yang relatif kencang menyebabkan kondisi suhu udara di wilayah Bandung Raya terasa lebih dingin," kata Teguh.

Sebelumnya, BMKG Stasiun Geofisika Bandung menerbitkan peringatan soal kewaspadaan potensi cuaca ekstrem sepekan mendatang dari 29 Januari - 01 Februari 2021.

Berdasarkan pantauan BMKG Bandung sejauh ini 95 persen wilayah Jawa Barat sudah memasuki puncak musim hujan. Khusus untuk wilayah Bandung Raya (Kodya Bandung, Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kota Cimahi), puncak musim hujan diprediksi berakhir pada Februari dasarian II.

"Berdasarkan kondisi tersebut, maka kewaspadaan akan potensi cuaca ekstrem harus terus ditingkatkan," sebut Teguh.

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Waspada Banjir dan Longsor

Teguh menuturkan, analisis BMKG sejauh ini menunjukkan bahwa kondisi dinamika atmosfer yang tidak stabil dalam beberapa hari ke depan, terutama tanggal 29 Januari 2021, dapat meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di hampir seluruh Jawa Barat.

Kondisi tersebut disebabkan oleh aktifnya gelombang Tipe Low Frequency di wilayah Jawa Barat. Selain itu kondisi SST (Suhu Muka Laut) menunjukkan anomali positif (1,0 derajat Celsius hingga + 3,0 derajat Celsius) sampai dengan tanggal 1 Februari 2021, serta adanya daerah belokan angin dan konvergensi.

"Berdasarkan kondisi tersebut, BMKG memprakirakan dalam periode sepekan ke depan curah hujan dengan intensitas sedang dengan durasi panjang yang dapat disertai kilat atau petir dan angin kencang berpotensi terjadi di beberapa wilayah," ungkap Teguh.

Untuk wilayah Bandung Raya yang berpotensi hal serupa yaitu Sumedang, Garut bagian utara, Sukabumi, Cianjur bagian barat, Bogor Selatan.

Berdasarkan prakiraan cuaca berbasis dampak (IBF) untuk dampak banjir atau banjir bandang untuk tanggal 29-30 Januari 2021 potensi dampak dengan status siaga untuk wilayah Jawa Barat adalah Subang Selatan, Sumedang, Majalengka, Garut Utara, Tasikmalaya, Kodya Bandung, Kabupaten Bandung Barat bagian utara, Kabupaten Bandung bagian Utara tepatnya berbatasan dengan kodya Bandung, termasuk Baleendah dan sekitarnya, Sukabumi, Cianjur.

"Sedangkan potensi longsor dengan untuk wilayah Jawa Barat adalah Sumedang, Garut Utara, Sukabumi bagian timur," tutur Teguh.

Adanya hal itu, masyarakat diimbau agar tetap waspada dan berhati-hati terhadap dampak yang dapat ditimbulkan oleh kondisi cuaca ekstrem seperti banjir, tanah longsor, banjir bandang, genangan, angin kencang, pohon tumbang, dan jalan licin.

Bagi yang sedang dalam perjalanan di jalan raya, apabila terjadi cuaca ekstrem seperti hujan deras disertaui petir, diharap segera menepi dan masuk ke gedung, hindari berlindung di bawah pohon besar pada kondisi demikian, jauhi sekitar sungai serta wilayah yang berbukit atau tebing yang curam.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.