Sukses

Bocah 4 Tahun Idap Penyakit Komplikasi di Ogan Ilir Butuh Uluran Tangan Dermawan

Yeni, warga Kabupaten Ogan Ilir Sumsel berusaha mengurus bantuan PKH untuk biaya berobat anaknya yang mengidap penyakit komplikasi.

Liputan6.com, Palembang - Hati ibu mana yang tidak teriris ketika melihat buah hatinya terkendala tumbuh kembangnya. Bahkan harus mengidap berbagai penyakit serius di usia yang masih balita.

Hal inilah yang dirasakan Yeni (28), warga Desa Jagaraja, Kecamatan Rantau Panjang Kabupaten Ogan Ilir Sumatera Selatan (Sumsel).

Empat tahun lalu, Yeni melahirkan puterinya dengan wajah yang menggemaskan dan sehat. Namun di usia empat bulan, Putri Ayu Anisa (4), anak kesayangannya tersebut mengalami demam panas.

“Memang sering sakit-sakitan sejak usia anak saya empat bulan. Sejak saat itu, tumbuh kembang anak saya memang tidak seperti anak-anak seusianya,” katanya, Rabu (27/1/2021).

Setelah menjalani pemeriksaan di fasilitas kesehatan (faskes) di Ogan Ilir, puteri kesayangannya tersebut mengidap penyakit komplikasi. Seperti kelainan jantung, radang paru-paru dan mata katarak.

Bahkan, Putri Ayu Anisa mengalami gangguan pada indera penglihatan dan pendengaran. Hal itulah yang membuat hati Yeni begitu remuk redam. Apalagi saat mendengar anaknya menangis kesakitan.

“Diagnosa penyakit itu disampaikan dokter di RSUD Kayuagung OKI, pada bulan Desember 2020 lalu,” ucapnya.

Dokter di rumah sakit itu menyarankan, agar Yeni membawa puterinya berobat ke rumah sakit di Palembang.

Namun karena keterbatasan biaya, warga Kabupaten Ogan Ilir ini tidak bisa mewujudkan serangkaian pengobatan medis untuk Putri Ayu Anisa. Dia hanya bisa merawat anak kesayangannya tersebut di rumah saja, dengan perawatan seadanya.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini :

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Terkendala Biaya Berobat

“Saya tidak tega ketika mendengar Putri menangis kesakitan. Tapi kami tidak punya biaya untuk berobat. Untuk ongkos (ke Palembang) pun tidak punya,” katanya.

Penghasilan suaminya seari-hari sebagai pengemudi becak motor di Ogan Ilir, hanya cukup untuk makan sehari-hari saja.

Terlebih Putri tidak bisa lepas dari pelukan Yeni, karena puteri kesayangannya itu tidak bisa berdiri karena pertumbuhannya terhambat.

"Putri nangis terus dan dia harus digendong. Dia berbaring saat tidur saja," ujarnya.

3 dari 3 halaman

Butuh Uluran Tangan

Yeni sempat membawa Putri Ayu Anisa, untuk mengurus bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) ke Koordinator Kabupaten PKH di Indralaya Ogan Ilir Sumsel.

Rencananya, jika dana PKH dari Kementrian Sosial (Kemensos) itu cair, uang tersebut akan digunakan Yeni untuk membawa anaknya berobat ke rumah sakit di Palembang.

Namun, usaha Yeni tersebut belum membuahkan hasil. Karena informasi dari Koordinator PKH Ogan Ilir, pengajuan Yeni belum bisa diurus.

"Saya pasrah saja, tinggal berharap ada bantuan dari pemerintah, yang benar-benar tulus membantu biaya pengobatan anak saya," ujarnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.