Sukses

3 Hal yang Bikin Jabar Jadi Daya Tarik Investor

Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan ada sedikitnya tiga alasan investor yang membuat mereka tertarik untuk berinvestasi di Jabar.

Liputan6.com, Bandung - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan ada sedikitnya tiga alasan investor yang membuat mereka tertarik untuk berinvestasi di Jabar. Menurut Emil, sapaan Ridwan Kamil, investor menganggap infrastruktur di Jabar sangat mendukung terhadap rencana investasi.

"Pembangunan Patimban itu viral di antara para pengusaha dunia sehingga banyak yang tertarik masuk Jabar. Ada 13 kota industri baru yang menarik bagi investor di kawasan Rebana," katanya dalam acara Bisnis Indonesia Business Challenges 2021 secara virtual, Selasa (26/1/2021).

Kedua, adalah tingkat produktivitas pekerja Jabar jauh lebih tinggi dibandingkan daerah lain. Bahkan pengusaha yang memindahkan perusahaannya ke luar Jabar banyak yang balik lagi.

"Isu upah tidak terlalu menjadi masalah, tetapi produktivitas pekerja lebih penting," ucap Emil.

Mantan Wali Kota Bandung itu juga mengatakan tidak membatasi investor dari negara tertentu saja. Semua bisa datang untuk berinvestasi sehingga tidak akan ada negara atau investor yang paling dominan di Jabar.

Investor yang datang juga wajib berkomitmen untuk berinvestasi dalam jangka waktu yang panjang. Emil juga tak segan memberikan akses komunikasi secara langsung bagi para investor.

Adapun Provinsi Jawa Barat (Jabar) masih menjadi nomor satu dalam realisasi investasi sepanjang tahun 2020, yakni sebesar Rp120,4 triliun. Secara nasional, realisasi nilai investasi di Indonesia sendiri mencapai Rp826,2 triliun.

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan, capaian investasi Jabar harus dicontoh oleh provinsi lain.

"Investasi Jabar terbanyak, provinsi lain perlu belajar dari Kang Emil. Apakah karena ada infrastruktur pendukung seperti Pelabuhan Patimban atau apa, sehingga menarik datangnya investor ke Jabar," katanya.

Bahlil menyebutkan target investasi pada 2020 telah mencapai target. Dari perubahan target menjadi Rp817,2 triliun, BKPM mendapat Rp826,2 triliun atau 101,1 persen dari target.

Berdasarkan catatan BKPM, pada kuartal I/2020 capaian PMA (Penanaman Modal Asing) sebesar Rp98 triliun dan PMDN (Dalam Negeri) Rp112,7 triliun. Kuartal II perolehan PMA dan PMDN turun. Asing Rp97,6 triliun dan dalam negeri Rp94,3 triliun.

Kemudian periode selanjutnya saat pemerintah mulai mengurangi pembatasan sosial, realisasi naik. PMA lebih tinggi dari PMDN yaitu Rp106,1 triliun dan Rp102,9 triliun.

Kuartal akhir tahun ketika UU Cipta Kerja disahkan dan kepastian adanya vaksin kembali membuat PMA lebih tinggi dari PMDN. Besaran modal asing Rp111,1 triliun dan dalam negeri Rp103,6 triliun.

 

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.