Sukses

Kondisi Terkini Pesantren yang Lockdown karena Covid-19 di Cilacap

Sebanyak 88 santri dan warga di pesantren di Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Cilacap, tersebut terkonfirmasi Covid-19

Liputan6.com, Cilacap - Sebanyak 88 santri di Pondok Pesantren Cigaru positif Covid-19. Ini merupkan hasil dari tes swab atau uji usap terhadap 167 santri. Dari jumlah sampel itu, 10 belum diketahui hasilnya, lima menunggu hasil akhir dan selebihnya negatif.

Ketua Satgas Kecamatan Majenang, Iskandar Zulkarnaen mengatakan 88 orang yang positif Covid-19 di pondok pesantren itu akan dirawat lebih lanjut. Salah satu parameternya adalah gejala dan non-gejala.

"Pihak medis satgas Covid-19 akan melakukan pemeriksaan secara kontinyu, serta memilah milah, mana yang Orang Tanpa Gejala mana yang bergejala. tentu tidak dicampur dalam satu klaster atau ruangan. Masing-masing memiliki tempat sesuai dengan kualitas kesehatannya,” katanya, dalam keterangan tertulis.

Sementara , Ketua Gugus Tugas Covid-19 Pondok Pesantren Cigaru, Majenang, KH Mazin Al Hazary, mengatakan civitas kepesantrenan menerima laporan hasil pemeriksaan swab laboratorium dengan ikhlas dan bijak. Selama sepekan menunggu hasil tersebut, selama itu pihaknya tetap jalani isolasi dan patuh mentaati protokol kesehatan (prokes) yang ada.

"Adapun hasil pemeriksaan swab yang positif dan jika bergejala, kami harap pemerintah dalam hal ini satgas medis Covid-19 segera lakukan tindakan pemeriksaan lebih optimal sebagaimana perlakuannya. Kendati diketahui yang positif tersebut mayoritas tanpa gejala (OTG), asrama guna isolasi mandiri kita siapkan sesuai anjuran pemerintah,” kata Mazin.

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Lockdown

Dia juga menjelaskan, bagi yang swab dengan hasil negatif, lebih baik mengisolasi diri di asrama masing-masing sehingga dapat menghambat penularan virus COVID-19. Lockdown atau penutupan pesantren sementara juga diberlakukan untuk memastikan tak ada interaksi dengan dunia luar.

"Jika abai melakukan isolasi mandiri, penularan virus pada lingkungan pesantren mungkin bisa saja menjadi tidak terkendali. Sebab virus ini dapat menginfeksi siapa saja,” ujarnya,

Dia juga menyatakan tindakan cepat perlu dilakukan upaya untuk menekan risiko penularan virus corona. Di samping itu, upaya nonmedis, seperti berpasrah diri kepada Allah SWT juga bisa menjadi pintu kesembuhan. Karenanya, dia berharap kepada seluruh santri untuk terus mendekatkan diri pada Allah SWT, sambil terus melakukan upaya pencegahan.

"Covid-19 bukanlah suatu aib, melainkan merupakan edukasi kita semua untuk bisa ambil hikmah, dan belajar dari Covid,” ujarnya..

"Mari tetap memperbanyak doa, memohon pertolongan Allah SWT melalui istighotsah, pembacaan sholawat thibbil qulub, dan amalan-amalan dari para guru shalafuna shalih, dan kiai," ucap KH Mazin lagi.

Penulis: Imam Hamidi, Lesbumi NU Majenang

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.