Sukses

12 Daerah di Jabar Siap Belajar Tatap Muka di Sekolah, Mana Saja?

Kepala Disdik Jabar Dedi Supandi mengatakan, belajar tatap muka di sekolah sudah bisa dilakukan secara bertahap.

Liputan6.com, Bandung - Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Dedi Supandi menyatakan, belajar tatap muka di sekolah sudah bisa dilakukan secara bertahap di beberapa sekolah, dengan prinsip sukarela dan diterapkan secara parsial.

Di Jabar, kata dia, ada 12 kabupaten/kota pembelajaran tatap muka secara parsial yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan perkembangan Covid-19 di wilayah tersebut.

"Kenapa dilakukan parsial? Karena, ada tahapan-tahapan yang akan dilakukan sekolah seperti, verifikasi di level pengawas dan kantor cabang dinas dan akan meminta rekomendasi serta izin (pembelajaran tatap muka) kepada bupati/wali kota sebagai ketua satgas Covid di tingkat kabupaten/kota," katanya dalam siaran pers, Selasa (5/1/2021).

Dedi menjelaskan, berdasarkan survei melalui dapodik, ada 1.743 sekolah atau 34,89 persen sekolah yang siap melakukan [pembelajaran tatap muka]( 4448570 ""). Namun, itu hanya dalam tahap pertama, yakni kesiapan sekolah.

Adapun ke-12 kabupaten/kota yang siap menggelar belajar tatap muka di sekolah di antaranya, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Pangandaran, Kabupaten Purwakarta, dan Kabupaten Garut.

"Parsial itu misalnya, di satu kabupaten ada kecamatan yang harus tatap muka, tapi ada juga yag belum diizinkan tatap muka," ujar Dedi.

Sedangkan 15 kabupaten/kota lainnya, menetapkan melanjutkan pola belajar dari rumah (BDR). Antara lain, Kota Bandung, Kota Cimahi, Kota Cirebon, Kota Tasikmalaya, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Depok, dan Kabupaten Bekasi.

"Kabupaten/kota yang memilih BDR akan melakukan evaluasi kembali perkembangan Covid-19 di awal Februari 2021," tutur Dedi.

Ia menegaskan, apapun pola pembelajarannya, satuan pendidikan di Jabar telah siap menyelenggarakan pembelajaran pada 11 Januari 2021. Terlebih, pihaknya sudah meluncurkan Kurikulum Masagi, yakni implementasi kurikulum nasional berbasis karakter dan based learning dengan kearifan lokal Jawa Barat.

Kurikulum Masagi, menurut Dedi, memberikan fleksibilitas antara kurikulum nasional dan daerah. "Fleksibilitas tersebut juga akan memudahkan pembelajaran di masa adaptasi kebiasaan baru saat ini," kata dia.

 

**Ingat #PesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak Video Pilihan di Bawah Ini

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Infografis

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.