Sukses

Ria Bakal Jadi Penghuni Pusat Konservasi Harimau Sumatra di Riau

Pusat Konservasi Harimau Sumatra di Giam Siak Kecil bakal dihuni oleh seekor harimau bernama Ria yang pernah berkonflik dengan manusia di Indragiri Hilir.

Liputan6.com, Pekanbaru - Provinsi Riau pada tahun depan bakal memiliki Pusat Konservasi Harimau Sumatra. Selain rancangan lokasi dan pola pengelolaannya nanti, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) juga sudah punya calon penghuni.

Kepala BBKSDA Riau Suharyono menyebut harimau sumatra yang dipersiapkan tinggal di sana bernama Ria. Satwa belang betina ini kini tengah menjalani rehabilitasi di Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatra Dharmasraya.

Suharyono menjelaskan, harimau Ria tak memungkinkan lagi dilepas ke alam liar. Ada beberapa faktor, di antaranya Ria tak lagi memiliki taring sempurna seperti harimau pada umumnya.

Selain itu, kemampuan Ria dalam berburu sudah menurun. Hal ini memengaruhi daya bertahan hidup Ria di alam jika dilepasliarkan.

"Kemudian dia punya masalah lain, hobi menerkam manusia," kata Suharyono kepada Liputan6.com.

Suharyono menjelaskan, Ria dahulunya merupakan penghuni hutan yang berbatasan dengan Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir. Ria berkonfilik dengan manusia di desa tersebut sejak tahun 2018.

Selama itu pula, sudah ada tiga warga ataupun pekerja perusahaan hutan tanaman industri di sana menjadi korban keganasannya. Semua korban ditemukan dalam kondisi tubuh tidak utuh karena dimakan Ria.

Korban harimau Ria ini lebih banyak dari harimau sumatra lainnya, Bonita, yang juga pernah menggemparkan kecamatan tersebut. Bonita sendiri ketika berkonfilik menewaskan dua orang, tapi tak sampai memakannya seperti Ria.

Menurut Suharyono, Ria tak sembarangan dalam memilih manusia yang bakal diterkamnya. Suharyono menyebut korban Ria punya latar belakang atau cerita dengan harimau.

"Rata-rata punya masa lalu dengan harimau," kata Suharyono.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tiga Korban Manusia

Harimau Ria dievakuasi dari hutan tanaman industri di perbatasan desa itu pada 2 Mei 2020. Proses penangkapannya juga berlangsung cukup lama karena tim terpadu penanganan konflik di sana dibentuk sejak November 2019.

Untuk mengintai Ria, ada tujuh kamera jebak dipasang BBKSDA Riau di lokasi. Prosesnya sangat hati-hati karena di sana ada sejumlah individu harimau yang siap menyerang manusia kapan saja.

Sebagai tersangka pemakan manusia, langkah Ria terhenti ketika masuk perangkap petugas gabungan. Lokasi tertangkapnya ada di Petak 0226 Kanal Sekunder 41 D PT RIA dengan umpan satu ekor kambing.

Nama Ria kemudian melekat kepada harimau betina ini berdasarkan nama perusahaan tempatnya berkonflik. Ria selanjutnya dibius dan diangkut menggunakan perahu setelah sampai ke kantor distrik perusahaan itu.

Jarak tempuh lokasi dengan kantor perusahaan sekitar 1,5 jam. Sampai di kantor, harimau dibius lagi untuk dipindahkan ke kandang lainnya secara manual.

Setelah pindah kandang, Ria langsung disadarkan dengan obat oleh tim medis. Kemudian dibawa ke Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatra Dharmasraya, Sumatra Barat, dengan jarak tempuh 13 jam melalui darat kemudian jalur perairan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.