Sukses

Ketika Gelombang Tinggi Laut Flores Obrak-abrik Pondok Wisata di Sikka

Sejumlah bangunan roboh diterjang gelombang Laut Flores, persisnya di Perairan Wairhubing.

Liputan6.com, Sikka - Pondok Wisata Blue Ocean di Desa Watuliwung Kecamatan Kangae Kabupaten Sikka diterjang abrasi Laut Flores, Sabtu (12/12/2020) malam. Sejumlah bangunan roboh, kerugian mencapai sekitar Rp80 juta.

Pantauan media Liputan6.com di lokasi kejadian, Minggu (13/12/2020), tampak sejumlah bangunan roboh. Abrasi menghantam sebuah kamar tidur dan toilet. Gelombang keras ini juga mengempas bagian belakang restoran.

Ignas Kassar, pemilik Blue Ocean mengatakan dampak abrasi ini terjadi sekitar pukul 21.00 Wita. Gelombang Laut Flores, persisnya di Perairan Wairhubing mengobrak-abrik ruang restoran, kamar tidur dan sebuah tempat santai bagi para tamu.

Ignas mengatakan abrasi terjadi akibat dampak dari pembangunan pemecah gelombang atau breakwater yang tidak tuntas.

Bagian akhir pembangunan breakwater, tidak jauh dari lokasi Blue Ocean. Dia menunjuk batas akhir pembangunan breakwater, yang letaknya hanya sekitar 10 meter dari Blue Ocean.

"Pembangunan breakwater hanya sampai di situ saja. Sehingga empasan ombak dan gelombang pasti ke sini," ujar Ignas Kassar, Minggu (13/12) di lokasi kejadian.

Sebelum ada pembangunan breakwater, kata dia, tidak pernah terjadi abrasi sehebat tadi. Ignas Kassar mengatakan, sejatinya program pembangunan dimaksudkan untuk kesejahteraan masyarakat. Namun, ini sebaliknya, justru membuat masyarakat tambah susah.

"Ini baru bulan Desember, sudah begini. Nanti lihat bulan Januari sampai Maret tahun depan, saya prediksi banyak rumah warga yang terdampak abrasi akibat tidak tuntasnya pekerjaan breakwater," prediksi dia.

Dia mengatakan, breakwater yang direncanakan adalah 1.160 meter. Namun, lantaran ada Pergub tentang kenaikan retribusi galian C, akhirnya volume breakwater dikurangi sehingga panjangnya 1.060 meter.

Kepada sejumlah wartawan, Ignas Kassar menegaskan agar pemerintah daerah setempat membayar ganti rugi yang dia alami. Selain itu, dia mendesak juga pemerintah segera mencarikan solusi agar pembangunan breakwater tidak berhenti di situ.

Salah seorang warga setempat, Nikodemus Plaron, juga mengalami kerugian akibat gelombang pasang.  Dia harus kehilangan 1 ekor ternak babi di kandang akibat tersapu gelombang.

“Saat kejadian saya sedang tidur. Saat bangun saya dapati kandang saya sudah tersapu gelombang dan babi seekor milik saya juga hilang tersapu gelombang," ungkapnya.

Simak juga video pilihan berikut

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.