Sukses

Viral Tudingan JK 'Bermain' di Balik OTT Edhy Prabowo, Juru Bicara JK: Danny Bakal Berurusan Dengan Hukum

Juru bicara Jusuf Kalla menilai fitnah Danny Pomanto kepada mantan Wapres itu adalah tindakan tidak beretika.

Liputan6.com, Makassar - Viralnya video berisi rekaman suara mantan Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan 'Danny' Pomanto membuat geger. Bagaimana tidak, Danny menukas mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla (JK) menjadi otak di balik penangkapan Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Rabu (25/11/2020) lalu. 

Juru bicara JK, Husain Abdullah pun angkat bicara terkait rekaman suara mirip Danny Pomanto itu. Selain menyayangkan apa yang diucapkan oleh Danny Pomanto, Husain menilai bahwa mantan Wali Kota Makassar periode 2013-2018 itu tidak memiliki etika dan sopan santun. 

"Saya cuma mau bilang, salah apa Pak JK kepada Danny Pomanto, sehingga tega-teganya memfitnah seperti itu Danny seperti tidak punya lagi sopan santun, sipakalebbi sedikit pun kepada sosok yang dihormati semua kalangan,” kata Husain dalam keterangan tertulisnya yang diterima Liputan6.com, Sabtu (5/12/2020).

Husain menuturkan, sejak tak lagi menjabat sebagai orang nomor 2 di Republik Indonesia, JK kini disibukkan dengan aktivitas sosial. Sehingga JK tak punya waktu untuk mengurusi hal-hal seperti yang dituduhkan oleh Danny Pomanto. 

"Saya yakin kalau orang Bugis-Makassar tidak gampang mengumbar fitnah seperti itu karena secara budaya dan agama tahu risikonya, bahwa fitnah itu lebih kejam dari pembunuhan," sambungnya.

Husain pun memastikan bahwa Danny Pomanto akan dilaporkan ke Polisi usai rekaman suaranya beredar luas di media sosial. 

"Danny tentu akan berhadapan dengan hukum. Apalagi melibatkan KPK, sehingga KPK pun perlu mengklarifikasi dan membersihkan dirinya dari tuduhan Danny Pomanto,” tegasnya.

Menurut Husain, Danny tidak hanya memfitnah JK, ia juga dinilai telah menjelekkan nama baik Anies Baswedan dan juga KPK. Danny dinilai telah merendahkan kerja keras KPK yang berhasil mengungkap kasus korupsi yang dilakukan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo. 

"Danny telah mencederai kerja keras KPK. Yang tidak kalah bahayanya, Danny telah mengadu domba tokoh tokoh nasional. Yang bisa berdampak buruk terhadap hubungan hubungan antar elite yang selama ini berjalan baik," paparnya.

 

Simak video pilihan berikut ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Viral Video Rekaman Suara Danny Pomanto

Sebuah video berdurasi 1 menit 58 detik viral di media sosial. Video yang berisikan rekaman suara mirip dengan suara milik mantan Wali Kota Makassar, Mohammad Ramdhan 'Danny' Pomanto itu, diduga direkam diam-diam oleh seseorang pada Minggu, 27 November 2020 sekitar pukul 9.30 Wita. 

Kepada Liputan6.com, Danny Pomanto sendiri tidak menampik bahwa suara itu memang adalah dirinya. Ia pun menyebutkan bahwa rekaman suara itu nantinya akan diklarifikasi oleh juru bicaranya. 

"Semua juga sudah tahu kalau itu direkam diam-diam di kediaman pribadi saya. Jadi biar nanti lebih detil juru bicaraku yang klarifikasi, biar seragam," kata Danny kepada Liputan6.com, Sabtu (5/12/2020) sore. 

Berdasarkan video editan yang berisi rekaman suara Danny Pomanto, mantan Wali Kota Makassar periode 2013-2018 itu menyebut mantan Wakil Presiden, Jusuf Kalla (JK) menjadi dalang penangkapan Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo pada Rabu, 25 November 2020 lalu. 

"Makanya kalau urusannya Edhy Prabowo ini, kalau Novel yang tangkap itu berarti JK (Jusuf Kalla). Novel itu kontrolnya di JK," terang Danny, dalam video tersebut. 

Tidak hanya itu Danny bahkan menyebutkan bahwa penangkapan Edhy Prabowo juga merupakan upaya adu domba antara Prabowo Subianto dan Joko Widodo. 

"Artinya begini, dia sudah mulai menyerang Prabowo. Yang kedua nanti seolah-olah Jokowi yang suruh, Prabowo dan Jokowi baku tabrak," terangnya. 

Selain menyebut adanya upaya adu domba antara Prabowo Subianto dan Joko Widodo, Danny juga menyatakan bahwa penangkapan Edhy Prabowo merupakan pengalihan isu dari kasus yang tengah menjerat Habib Rizieq. 

"Ini kan politik, politik ini. Kemudian mengalihkan anunya Habib Rizieq, begitu. Habib Rizieq ini mau digeser," ucapnya. 

Danny Pomanto kemudian menegaskan bahwa penangkapan Edhy Prabowo merupakan permainan Jusuf Kalla, dengan alasan orang yang paling diuntungkan dalam Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu adalah Jusuf Kalla. 

"JK yang main, JK yang paling diuntungkan. Coba kita lihat siapa yang paling diuntungkan dengan ditangkapnya Edhy Prabowo? JK lagi dihantam, beralih lagi ke Edhy Prabowo kan? Dia," ucapnya. 

Danny kemudian mengaitkan penangkapan itu dengan Pemilihan Presiden 2024 mendatang. Ia menyebutkan bahwa dengan ditangkapnya Edhy Prabowo, pamor Prabowo Subianto pun akan turun sehingga kemudian Anies Baswedan dan Jusuf Kalla bisa memanfaatkan hal tersebut 

"Kedua, Prabowo yang turun. Karena dianggap korupsi pale di sini. Calon presiden toh? Berarti Anies sama JK yang paling menguntungkan. Apalagi? Dia mengkhianati Jokowi. Ketiga. Begitu. Jadi yang paling untung ini JK. Jago memang mainnya. Tapi kalau kita kan sudah hapal, apa dia mau main," ucap Danny. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.