Sukses

Horor Gerakan Tanah di Tumanggal Purbalingga, Seratusan Warga Mengungsi

Akibat tanah bergerak, sekitar 165 rumah terdampak. Sebagiannya rusak parah sehingga tak layak huni. Kerusakan berupa tembok retak, rekah, hingga menyebabkan salah satu dapur di rumah warga ambruk

Liputan6.com, Purbalingga - Sebanyak 36 keluarga yang terdiri dari 100 jiwa lebih di Dusun Pagersari, Desa Tumaggal, Kecamatan Pangadegan, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah diungsikan lantaran rumahnya rusak akibat bencana tanah bergerak.

Bencana tanah bergerak itu terjadi pada Kamis pagi, sekitar pukul 06.00 WIB. Tanah tiba-tiba bergerak usai dipicu hujan lebat berhari-hari.

Akibat gerakan tanah, sekitar 165 rumah terdampak. Sebagiannya rusak parah sehingga tak layak huni. Kerusakan berupa tembok retak, rekah, hingga menyebabkan salah satu dapur di rumah warga ambruk.

“Itu akibat tanah bergerak atau land slide ya,” kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Purbalingga, Umar Fauzi, Jumat (4/12/2020).

Pengungsian berada di SD Negeri 1 Tumanggal dan di Posko Pengungsian Tumanggal. Mereka yang masih bertahan di pengungsian adalah warga yang rumahnya berisiko sangat tinggi jika terjadi bencana susulan.

Dia menjelaskan, di dusun yang terdampak tanah bergerak tersebut jumlah jiwa mencapai 706 orang. Akan tetapi, tak seluruhnya diungsikan. Sementara ini, hanya warga yang rumahnya rusak berat lah yang diungsikan.

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Antisipasi Bencana Tanah Bergerak

“Temboknya rekah, dan bahkan ada salah satu tembok rumah itu ambruk, Pak. Itu mereka-mereka yang memang kondisi rumahnya mengkhawatirkan, artinya kerusakannya rusak berat, dan berada di sisi tebing,” Umar menjelaskan.

Pada Jumat, sebagian pengungsi kembali ke rumah untuk bekerja bakti dan mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan di pengungsian karena sejak Kamis sore tidak hujan. Warga juga bergiliran berjaga untuk mengantisipasi jika terjadi bencana susulan.

Pada waktu yang sama, BPBD Purbalingga menggandeng ahli geologi Unsoed untuk melakukan penelitian cepat terkait gerakan tanah yang terjadi di Tumanggal, sekaligus memperkirakan dampak susulan yang mungkin terjadi jika kembali hujan lebat.

"Hari ini tidak hujan ya. Jadi masyarakat lebih tenang. Tapi kalau hujan diharapkan masyarakat lebih waspada," ucapnya.

Warga juga diajari cara mengenali tanda-tanda tanah bergerak secara dini. Misalnya, suara gerakan tanah, pohon yang miring dan lain sebagainya. Warga juga diminta segera menjauh dari area berbahaya jika muncul tanda-tanda itu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.