Sukses

Penampakan Beda Saat Candi Mendut Bersiap Hadapi Erupsi Gunung Merapi

Penutupan bangunan Candi Mendut tersebut sebagai salah satu bentuk tanggap bencana, dalam mengantisipasi erupsi Gunung Merapi, sehingga dampak hujan abu bisa diantisipasi

Liputan6.com, Magelang - Petugas Balai Konservasi Borobudur (BKB) mulai menutup bangunan Candi Mendut di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dengan "terpaulin" untuk mengantisipasi hujan abu jika terjadi erupsi Gunung Merapi.

Koordinator Kelompok Kerja Pemeliharaan Kawasan Cagar Budaya Borobudur Bramantara di Magelang, Kamis, mengatakan selain Candi Borobudur, BKB juga menutup Candi Mendut dan Candi Pawon untuk mengantisipasi erupsi Merapi.

"Proses penutupan ditargetkan selesai dalam waktu satu hingga dua minggu, karena keterbatasan personel," katanya, dikutip Antara.

Penutupan bangunan candi dimulai dari bagian atas. Para pekerja naik menuju atas candi dengan menggunakan tangga, kemudian "terpaulin" dinaikkan dengan ditarik menggunakan tambang.

Bramantara mengatakan upaya penutupan bangunan Candi Mendut tersebut sebagai salah satu bentuk tanggap bencana, dalam mengantisipasi erupsi Gunung Merapi, sehingga dampak hujan abu bisa diantisipasi.

"Penutupan dengan 'terpaulin' ini sebagai satu bentuk tanggap bencana jika nanti sewaktu-waktu Gunung Merapi meletus sehingga sejak awal sudah dilakukan antisipasi, terutama jika terjadi hujan abu," katanya.

Menurut dia, kendala yang dihadapi dalam penutupan bangunan Candi Mendut, yakni keterbatasan personel di candi itu.

Sejak awal November 2020, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menaikkan aktivitas vulkanik Gunung Merapi dari level II (Waspada) ke level III (Siaga). Satu level lagi sebagai tertinggi, yakni level IV (Awas).

 

Simak Video Pilihan Berikut Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Kuota Pengunjung Candi Borobudur

Kuota pengunjung Taman Wisata Candi Borobudur, Magelang, Jateng, mulai Kamis ini bertambah menjadi 4.000 orang dari sebelumnya 3.500 orang per hari.

Direktur Teknik dan Infrastruktur PT Taman Wisata Candi (TWC) Borobudur, Prambanan, dan Ratu Boko (Persero) Mardijono Nugroho di Magelang, Jateng, Kamis, mengatakan dengan penambahan jumlah pengunjung ini diharapkan pihaknya tetap bisa menjaga amanah.

Pada masa pandemi ini, Taman Wisata Candi Borobudur semula hanya bisa dikunjungi 1.500 orang per hari, kemudian menjadi 2.000 orang, dan selanjutnya 3.500 orang per hari, dan sekarang menjadi 4.000 orang per hari.

Menurut dia, izin penambahan jumlah pengunjung tersebut keluar pada Rabu (25/11/2020), maka mulai Kamis ini berlaku jumlah pengunjung 4.000 orang per hari.

"Dengan persetujuan pengunjung 4.000 orang per hari ini semoga kita bisa menjaga amanah untuk kesehatan kita, kesehatan para pengunjung. Hal ini juga untuk mengantisipasi peningkatan wisatawan atau pengunjung pada akhir tahun," katanya.

Menurut dia, batas 4.000 pengunjung per hari tersebut baru 40 persen dari kapasitas maksimal Borobudur.

Ia mengimbau wisatawan tetap menerapkan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 dengan memakai masker, cuci tangan, dilakukan pengecekan suhu tubuh, dan menjaga jarak.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.