Sukses

Ngopi Cantik di Dalam Bus Sambil Keliling Pulau Madura

Pelaku usaha transportasi banyak yang mengubah lini usahanya di tengah pandemi, salah satunya dengan menyulap bus menjadi tempat ngopi yang asyik.

Liputan6.com, Pamekasan - Di tengah pandemi Covid-19, pelaku usaha di bidang transportasi banyak yang mengubah strategi bisnis mereka. Salah satunya adalah menyulap bus menjadi tempat ngopi yang asyik. Itu yang dilakukan perusahaan jasa transportasi, Mandala Wisata Tour and Transport di Desa Pademawu Barat, Kecamatan Pademawu, Pamekasan, Jawa Timur.

'Coffee on the Bus' begitu orang menyebutnya, merupakan inovasi wisata besutan Mukti Ali. Dia mengatakan, tak mungkin pemilik jasa transportasi terus bertahan menunggu penumpang yang selalu sepi di kala pandemi, terlebih destinasi wisata banyak yang dibatasi.

Dirinya kemudian mengubah fungsi bus menjadi tempat kongkow yang seru sambil menyeruput kopi bagi warga yang melakukan perjalanan di sekitar Pulau Madura. Tentu dengan protokol kesehatan yang ketat.

Melalui konsep ngopi di dalam bus, Mukti Ali berupaya memfasilitasi kebutuhan para penikmat kopi di Pamekasan dan Madura di dalam bus, sambil keliling kota.

Caranya, perusahaan ini bekerja sama dengan pemilik kafe, sehingga bisnis jasa transportasi yang dikelola oleh PT Mandala Wisata Rangga Jaya ini tetap bisa beroperasi dan pemilik kafe yang diajak bekerja sama juga diuntungkan dengan pola bisnis yang memadukan konsep perjalanan dengan kuliner itu.

Dalam satu bus, disediakan empat meja dan pengusaha ini melengkapi dengan sistem suara (sound system) dan karaoke, sehingga selain bisa menikmati kopi dan makanan ringan yang disediakan pemilik kafe, para penumpang bus ini juga bisa karaoke.

"Hasilnya lumayan dibanding hanya menunggu pesanan orang berwisata," kata Ali dikutip Antara, Jumat (27/11/2020).

Paling tidak, sambung dia, dengan cara seperti itu, akan sedikit menutupi gagalnya pesanan perjalanan wisata akibat pandemi COVID-19.

Sebab, selama pandemi Covid-19 berlangsung, terjadi penundaan sewa transportasi dan paket tur keluar Madura sebanyak 85 perjalanan dengan tujuan antara lain, Malang, Yogyakarta, Bali, Jakarta, Bandung dan ziarah Wali Songo.

Paket tur gagal, akibat larangan bepergian ke luar daerah senilai Rp100 juta dan sewa bus sekitar Rp200 juta.

"Jadi, nilai total omzet yang terpaksa digagalkan mencapai Rp300 juta," kata Mukti yang juga pengurus Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Pamekasan ini.

Mukti menjelaskan, dampak kasus Covid-19 pada sektor jasa dan pariwisata ini tidak hanya dialami dirinya, akan tetapi oleh semua pengusaha perjalanan dan paket wisata di Madura. Apalagi, saat pemerintah masih memberlakukan penutupan semua destinasi wisata.

"Maka agar usaha kami tetap bisa bertahan, kami mengubah strategi dan berkolaborasi dengan pengusaha kafe, dan alhamdulillah, kami masih bisa bertahan di tengah kondisi yang serta tidak pasti dan belum tahu kapan pandemi akan berakhir," katanya.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

Simak juga video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.